Biologi Environment IPA

Protista Mirip Jamur: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Perannya dalam Ekosistem

Written by Vania Andini

protista mirip jamur – Dunia mikroorganisme penuh dengan makhluk hidup unik yang sulit dilihat dengan mata telanjang, salah satunya adalah protista. Kingdom Protista dikenal sebagai kelompok organisme eukariotik yang sangat beragam, tidak dapat dikategorikan sepenuhnya sebagai hewan, tumbuhan, atau jamur. Mereka memiliki karakteristik campuran dari berbagai kingdom lain, membuat para ilmuwan tertarik untuk terus meneliti dan mengklasifikasikannya.

Salah satu kelompok menarik dari kingdom ini adalah protista mirip jamur (fungus-like protists). Mereka memiliki kemiripan dengan jamur sejati, terutama dalam hal cara memperoleh makanan dan siklus hidupnya. Namun, secara biologis dan struktural, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Grameds, artikel ini akan mengajakmu mengenal lebih dalam tentang protista mirip jamur, mulai dari pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, contoh, hingga peranannya dalam ekosistem. Dengan memahami kelompok organisme ini, kita bisa lebih menghargai keragaman kehidupan di bumi serta perannya dalam menjaga keseimbangan alam.

Pengertian Protista Mirip Jamur

Protista mirip jamur adalah sekelompok organisme eukariotik yang termasuk dalam kingdom Protista, tetapi memiliki ciri-ciri morfologi dan perilaku yang menyerupai jamur sejati (kingdom Fungi). Mereka tidak memiliki klorofil, sehingga tidak bisa melakukan fotosintesis seperti tumbuhan atau protista mirip tumbuhan.

Sebagai gantinya, protista mirip jamur mendapatkan nutrisi dengan menyerap zat organik dari lingkungan, baik dari bahan organik mati (bersifat saprofit) maupun dengan menjadi parasit pada organisme hidup lain.

Meskipun namanya “mirip jamur”, secara ilmiah protista mirip jamur bukan bagian dari kelompok Fungi sejati. Hal ini disebabkan oleh beberapa perbedaan mendasar dalam struktur sel dan siklus hidupnya:

1. Dinding sel berbeda kandungan kimia:

Jamur sejati memiliki dinding sel dari kitin, sementara protista mirip jamur sebagian besar memiliki dinding sel yang mengandung selulosa, sama seperti tumbuhan.

2. Tahap kehidupan dan pergerakan:

Protista mirip jamur pada fase tertentu dapat bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu) atau flagela, sedangkan jamur sejati tidak memiliki alat gerak sama sekali. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki karakteristik campuran antara hewan mikro dan jamur.

3. Cara reproduksi:

Sebagian besar protista mirip jamur bereproduksi secara spora seperti jamur, tetapi proses pembentukan dan pelepasan sporanya berbeda. Beberapa jenis memiliki tahap hidup multiseluler dan uniseluler, tergantung kondisi lingkungan.

Ciri-Ciri Protista Mirip Jamur

Agar lebih mudah dikenali, berikut ciri-ciri utama protista mirip jamur yang membedakannya dari kelompok lainnya:

1. Tidak memiliki klorofil

Mereka tidak mampu membuat makanan sendiri (autotrof). Untuk bertahan hidup, mereka mengambil zat organik dari organisme mati atau menjadi parasit.

2. Bersifat heterotrof

Artinya, mereka memperoleh energi dari bahan organik yang telah ada. Beberapa di antaranya mencerna makanan dengan cara menyerapnya dari lingkungan sekitar.

3. Dinding sel berbeda dari jamur sejati

Dinding selnya tidak terbuat dari kitin, melainkan selulosa (seperti pada tumbuhan), atau bahkan tidak memiliki dinding sel sama sekali pada fase tertentu.

4. Bereproduksi dengan spora

Sama seperti jamur sejati, mereka menghasilkan spora untuk berkembang biak. Spora ini dapat tersebar melalui air atau udara.

5. Dapat bergerak

Pada fase tertentu dalam siklus hidupnya, protista mirip jamur dapat bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu) atau flagela (bulu cambuk), terutama saat berbentuk sel tunggal seperti amoeba.

6. Hidup soliter atau berkoloni

Ada yang hidup sendiri-sendiri, namun beberapa jenis bisa membentuk koloni besar ketika kondisi lingkungan mendukung.

7. Hidup di tempat lembap atau berair

Lingkungan lembap sangat penting bagi mereka karena mendukung pertumbuhan dan penyebaran spora.

Untung Berlipat dari Budi Daya Jamur Tiram

Klasifikasi Protista Mirip Jamur

Secara umum, protista mirip jamur terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Myxomycota (Lumut Lendir) dan Oomycota (Jamur Air). Berikut penjelasannya:

1. Myxomycota (Lumut Lendir / Slime Molds)

Myxomycota adalah kelompok protista mirip jamur yang sering ditemukan di permukaan kayu lapuk atau daun lembap. Ciri khasnya adalah memiliki dua fase kehidupan yang berbeda:

  • Fase ameboid (plasmodium):  mereka bergerak seperti amoeba untuk mencari makanan.
  • Fase sporangi:  ketika kondisi lingkungan tidak mendukung, mereka berubah menjadi bentuk menghasilkan spora untuk bertahan hidup.

Ciri Myxomycota:

  • Tidak memiliki dinding sel pada fase plasmodium.
  • Bergerak dan memakan bakteri atau jamur mikroskopis dengan cara fagositosis (menelan partikel makanan).
  • Reproduksi melalui spora yang dilepaskan ke udara atau air.

Contoh:

  • Physarum polycephalum: dikenal sebagai lumut lendir berwarna kuning yang sering digunakan dalam penelitian biologi.
  • Dictyostelium discoideum: hidup di tanah lembap dan sering digunakan untuk studi tentang perilaku sel dan evolusi.

2. Oomycota (Jamur Air / Water Molds)

Oomycota merupakan kelompok protista mirip jamur yang hidup di air tawar atau lingkungan lembap. Mereka memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, bukan kitin seperti jamur sejati.

Sebagian besar Oomycota bersifat parasit pada tumbuhan, hewan air, atau bahkan organisme mikroskopis lain. Oomycota juga dikenal menyebabkan berbagai penyakit tanaman yang merugikan sektor pertanian.

Ciri Oomycota:

  • Dinding sel tersusun dari selulosa.
  • Memiliki hifa seperti jamur sejati, tetapi hifanya tidak bersekat (koenositik).
  • Bereproduksi secara aseksual dengan spora berflagela (zoospora), dan secara seksual dengan oospora.
  • Hidup di air atau tempat sangat lembap.

Contoh:

  • Phytophthora infestans: penyebab busuk daun kentang dan tomat yang pernah menyebabkan kelaparan besar di Irlandia pada abad ke-19.
  • Saprolegnia: parasit pada ikan dan telur ikan, menyebabkan penyakit jamur air pada akuakultur.

Bisnis Bibit Jamur Tiram Edisi Revisi + Vcd

Perbedaan Protista Mirip Jamur dan Jamur Sejati

Meskipun memiliki banyak kemiripan, protista mirip jamur dan jamur sejati (Fungi) tidak sama. Berikut tabel perbedaannya:

Aspek Protista Mirip Jamur Jamur Sejati
Kingdom Protista Fungi
Dinding Sel Selulosa atau tanpa dinding sel Kitin
Habitat Lembap, air tawar Daratan lembap, bahan organik
Reproduksi Spora berflagela (bergerak) Spora non-motil
Cara Makan Heterotrof, fagositosis atau absorpsi Heterotrof, absorpsi
Fase Bergerak Ada (pseudopodia/flagela) Tidak ada
Contoh Physarum, Phytophthora Rhizopus, Aspergillus

Dari perbedaan ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun tampak mirip secara visual, kedua kelompok ini berbeda secara struktur dan fisiologi.

Contoh Protista Mirip Jamur dan Perannya

1. Physarum polycephalum

Protista mirip jamur ini sering dijumpai pada batang kayu lapuk, daun gugur, atau tanah lembap. Ia membentuk massa lendir berwarna kuning terang yang dapat bergerak mencari makanan, terutama bakteri dan jamur kecil.

Perannya sangat penting sebagai dekomposer, membantu menguraikan bahan organik menjadi unsur hara yang dapat diserap tumbuhan.

Selain itu, Physarum polycephalum juga banyak digunakan dalam penelitian ilmiah karena mampu “menemukan jalan terpendek” dalam labirin, ini merupakan bukti adanya pola navigasi dan kecerdasan biologis meski tanpa otak.

2. Dictyostelium discoideum

Hidup di tanah lembap, Dictyostelium discoideum dikenal sebagai slime mold seluler.

Ketika kekurangan makanan, sel-sel tunggalnya berkumpul membentuk koloni besar menyerupai organisme multiseluler, lalu bergerak bersama menuju tempat baru.

Perilaku ini menjadikannya model penting dalam penelitian biologi sel dan evolusi sosial mikroorganisme,  karena menunjukkan bagaimana sel dapat bekerja sama secara altruistik demi kelangsungan hidup bersama.

3. Saprolegnia sp.

Jenis ini hidup di air tawar dan sering menjadi parasit pada ikan serta telur ikan. Ia membentuk benang halus seperti kapas putih di permukaan tubuh inangnya.

Infeksi Saprolegnia dapat menyebabkan penyakit jamur air, yang menurunkan kualitas ikan dan menyebabkan kerugian besar pada industri akuakultur.

Meski berbahaya bagi ikan, keberadaannya juga berperan dalam penguraian sisa-sisa organik di air, menjaga keseimbangan ekosistem perairan.

4. Phytophthora infestans

Merupakan patogen tanaman yang terkenal karena menyebabkan penyakit busuk daun pada kentang dan tomat (late blight disease).

Jamur air ini menyebar melalui spora di udara dan dapat menghancurkan seluruh ladang hanya dalam hitungan minggu. Kasus paling terkenal terjadi pada Kelaparan Besar Irlandia (1845–1852), ketika jutaan orang kelaparan akibat gagal panen kentang.

Hingga kini, Phytophthora infestans tetap menjadi ancaman serius bagi pertanian modern, terutama di daerah lembap.

5. Pythium sp.

Pythium hidup di tanah lembap dan menjadi patogen pada akar tanaman muda, menyebabkan penyakit rebah semai (damping-off).

Gejalanya berupa batang dan akar tanaman yang membusuk, sehingga bibit mudah roboh dan mati. Spesies ini sangat merugikan petani sayuran dan hortikultura karena menyerang tanaman sejak fase awal pertumbuhan.

Namun, di alam liar Pythium juga berfungsi sebagai pengurai bahan organik, membantu daur ulang nutrisi di tanah.

Peran Protista Mirip Jamur dalam Ekosistem

Protista mirip jamur memiliki peran bagi kehidupan, salah satunya adalah:

Peran Positif

1. Sebagai dekomposer (pengurai) — mekanisme & manfaat

Protista mirip jamur (terutama slime molds dan beberapa oomycetes saprofit) menguraikan bahan organik seperti daun gugur, kayu lapuk, dan material organik lain.

Mereka melepaskan enzim ekstraseluler yang memecah molekul kompleks; selulosa, lignin, dan protein yang menjadi senyawa sederhana (mis. gula, asam amino) yang dapat diserap mikroba lain dan akar tumbuhan.

Manfaatnya nyata: proses ini mempercepat daur ulang unsur hara (nitrogen, fosfor, karbon), membantu pembentukan humus, meningkatkan kesuburan tanah, dan mendukung produktivitas tanaman.

Tanpa pengurai mikro seperti ini, lapisan litter akan menumpuk dan siklus nutrisi melambat.

2. Menjaga kualitas dan struktur tanah

Kegiatan makan dan pergerakan bentuk ameboid pada slime molds atau aktivitas hifa-like pada beberapa Oomycota membantu mengubah struktur mikro-sitektur tanah.

Hasilnya: perbaikan aerasi, retensi air yang lebih baik, dan peningkatan aktivitas mikroba lain (bakteri, jamur sejati) yang saling bersimbiosis. Dengan cara itu, protista ikut menjaga kondisi fisik dan biokimia tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman.

3. Komponen rantai makanan mikro

Protista mirip jamur adalah sumber makanan bagi organisme mikrofauna (mis. nematoda, protozoa predator, beberapa serangga kecil).

Posisi mereka di jaring makanan mikro membantu meneruskan energi dari bahan organik terdekomposisi ke tingkat trofik lebih tinggi, yang merupakan bagian kecil namun penting dari jaringan ekologi tanah dan perairan.

4. Objek penelitian dan aplikasi ilmiah

Beberapa spesies seperti Physarum polycephalum dan Dictyostelium discoideum menjadi model organisme penting.

Physarum dipelajari untuk perilaku pemilihan jalur dan jaringan transportasi (ada aplikasi di biokomputing dan optimasi jaringan), sedangkan Dictyostelium adalah model klasik untuk mempelajari sinyal sel, diferensiasi, dan kerjasama seluler.

Penelitian ini memperdalam pemahaman dasar biologi sel dan berpotensi memberi manfaat praktis (mis. bioteknologi).

Peran Negatif

1. Patogen tanaman (mekanisme serangan & dampak)

Beberapa Oomycota bersifat parasit fitopatogen, contohnya Phytophthora infestans (late blight) dan beberapa Pythium spp.

Cara kerja umumnya: zoospora bergerak di air, menempel pada permukaan tanaman, menembus jaringan (menggunakan enzim pencerna dan mekanisme infeksi), lalu berkembang biak di dalam jaringan sehingga menyebabkan busuk, layu, atau nekrosis.

Dampaknya besar: penurunan hasil panen, kualitas hasil menurun, biaya pengendalian meningkat, serta potensi kerugian ekonomi dan ancaman ketahanan pangan (kasus klasik: wabah hawar kentang yang memicu Kelaparan Besar Irlandia).

2. Penyakit pada perikanan (akuakultur)

Jenis seperti Saprolegnia dan beberapa Oomycota lain menginfeksi kulit, insang, atau telur ikan, membentuk lapisan filamen putih yang merusak jaringan dan menyebabkan kematian.

Kondisi yang memicu wabah antara lain: suhu air yang tidak ideal, kualitas air buruk, stres pada ikan, dan kepadatan budidaya tinggi. Dalam usaha budidaya, serangan ini menimbulkan mortalitas massal dan kerugian ekonomi signifikan.

3. Dampak ekonomi dan ekologis lanjutan

  • Kerugian langsung meliputi hilangnya panen, biaya subsidi agrokimia/fungisida, perawatan ternak/ikan, serta nilai jual yang turun. Dampak tak langsung bisa berupa:
  • Perubahan pola tanam (petani beralih varietas/nilai ekonomi rendah),
  • Peningkatan penggunaan bahan kimia (berisiko terhadap lingkungan dan kesehatan),
  • Gangguan ekosistem lokal bila spesies tuan rumah menurun yang dapat memicu perubahan komunitas tumbuhan atau hewan.
  • Pengendalian & Strategi Mitigasi (ringkasan praktis)
  • Untuk meminimalkan efek negatif sambil mempertahankan peran ekologis positif, pendekatannya bersifat integratif:
  • Pencegahan dan sanitasi: menjaga kebersihan lahan/kolam, rotasi tanaman, pemisahan benih sehat.
  • Pengelolaan lingkungan: optimalkan drainase lahan dan kualitas air untuk mengurangi kondisi lembap berlebih yang mendukung Oomycota.
  • Resistensi dan pemuliaan: mengembangkan varietas tanaman tahan penyakit.
  • IPM (Integrated Pest Management): kombinasi praktik kultur, biologis, dan kimia yang bijak untuk menekan organisme patogen tanpa merusak ekosistem.
  • Pemantauan dini & deteksi: diagnosis cepat mencegah meluasnya wabah.

Budidaya Dan Bisnis Jamur Tiram

Pentingnya Mempelajari Protista Mirip Jamur

Mengetahui tentang protista mirip jamur penting karena:

  • Membantu mengidentifikasi organisme penyebab penyakit tanaman agar dapat dicegah lebih awal.
  • Memberikan pemahaman tentang rantai makanan mikro dan peran pengurai dalam alam.
  • Menjadi dasar untuk penelitian bioteknologi dan biologi sel modern.
  • Di dunia pendidikan, materi tentang protista mirip jamur juga menjadi bagian penting dalam pelajaran biologi SMA karena memperkenalkan konsep dasar keanekaragaman hayati dan klasifikasi organisme.

Kesimpulan

Protista mirip jamur merupakan organisme unik yang berada di antara dunia tumbuhan, hewan, dan jamur sejati. Mereka tidak memiliki klorofil, hidup di tempat lembap, dan berperan penting sebagai dekomposer dalam ekosistem.

Kelompok ini terdiri atas dua jenis utama: Myxomycota (lumut lendir) dan Oomycota (jamur air). Keduanya memiliki karakteristik berbeda, namun sama-sama membantu menjaga keseimbangan alam melalui proses penguraian bahan organik. Meski demikian, sebagian spesies juga dapat menimbulkan penyakit pada tanaman dan hewan air, sehingga perlu diwaspadai dalam bidang pertanian dan perikanan.

Dengan memahami karakter, peran, dan siklus hidup protista mirip jamur, kita tidak hanya menambah pengetahuan biologi, tetapi juga menyadari betapa pentingnya organisme kecil dalam menjaga keberlanjutan kehidupan di bumi

Grameds ingin mengenal lebih banyak tentang dunia mikroorganisme dan peranannya?.

Kamu bisa membaca buku “Biologi Kelas X: Dunia Mikro dan Makhluk Hidup Mikroskopis” atau sumber terpercaya lain di Gramedia.com dan dapatkan promo menarik setiap bulannya.

Dengan belajar lebih dalam, kamu akan tahu bahwa makhluk sekecil Physarum polycephalum pun punya peran besar dalam kehidupan di planet kita!

About the author

Vania Andini

Gramedia Literasi