Sejarah

Istri Presiden Soekarno yang Mendukung Karirnya

Written by Fandy

Kita mengenal Soekarno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia. Ia bersama Hatta membacakan teks proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945. Soekarno menjadi teladan bagi bangsa karena kegigihan dan keberaniannya turut andil dalam memerdekakan bangsa Indonesia.

Perlu diingat bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya jerih payah satu dua orang atau satu dua kelompok. Namun, dari berbagai elemen masyarakat seluruh Indonesia turut serta dalam terwujudnya kemerdekaan bangsa.

Selain menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia. Soekarno juga menjadi presiden pertama Indonesia dengan masa bakti dari tahun 1945 sampai tahun 1966. Soekarno memiliki nama lahir sebagai Koesno Sosrodihardjo. Ia lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur. Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.

Soekarno menjadi pencetus dasar negara, yakni Pancasila. Ia juga mendandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang di dalamnya berisi tugas kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.

Supersemar menjadi dasar bagi Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggota PKI yang duduk di parlemen. Pada sidang umum ke empat tahun 1967, Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) menolak pertanggungjawaban Soekarno maka ia diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden. Kemudian, Soeharto yang menggantikannya sebagai presiden Republik Indonesia.

Soekarno

https://www.gramedia.com/products/dasar2-manajemen?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Dalam kehidupan percintaan, Soekarno menjadi penganut sistem poligami. Ia memiliki Sembilan istri. Melansir dari laman Solopos.com, berikut profil istri Soekarno.

1. Siti Oetari

Siti Oetari memiliki nama lengkap, Siti Oetari Tjokroaminoto. Ia menikah dengan Soekarno pada 1921 di Surabaya. Ketika itu, usia Siti Oetari masih 16 tahun dan Soekarno berusia 20 tahun. Siti Oetari merupakan putri pemimpin Sarekat Islam (SI), Hos Tjokroaminoto. Soekarno juga merupakan murid Hos Tjokroaminoto dan ketika itu sedang menumpang di rumahnya.

Salah satu masa penting pendidikan politik Soekarno adalah ketika tinggal bersama gurunya, Hos Tjokroaminoto. Rumah Hos Tjokroaminoto menjadi indekos Soekarno ketika menempuh pendidikan di Hogere Burger School (HBS), Surabaya.

Pernikahan Soekarno dan Siti Oetari tidak berlangsung lama. Keduanya dikabarkan tidak saling mencintai sepenuhnya. Pernikahan mereka hanya berlangsung selama dua tahun. Keduanya bercerai ketika Bung Karno akan melanjutkan pendidikan ke sebuah peruruan tinggi di THS (kini Institut Teknologi Bandung).

2. Inggit Garnasih

Inggit Garniasih lahir di Bandung pada 17 Februari 1888. Kisah pernikahan Soekarno dan Inggit tidak jauh berbeda dengan Siti Oetari. Kala itu, Soekarno sedang menempuh pendidikan di Bandung. Kemudian, ia berkenalan dengan Inggit Garniasih selama tinggal di indekos.

Inggit menjadi sosok istri yang selalu ada di setiap perjalanan Soekarno. Ia menemani jatuh dan bangun perjalanan hidup Soekarno. Dari satu tempat pembuangan ke tempat pembuangan lainnya. Inggit selalu setia di sisi Soekarno.

Namun, di perjalanan hidupnya, Soekarno jatuh cinta dengan Fatmawati. Inggit tidak mau dimadu. Ia meminta Soekarno untuk memulangkannya ke kampung halamannya. Inggit resmi bercerai pada 1943.

3. Fatmawati

Soekarno pertama kali bertemu dengan Fatmawati ketika diasingkan ke Bengkulu. Fatmawati sendiri lahir di Bengkulu pada 5 Februari 1923. Kemudian, menikah pada 1 Juni 1943 dengan Soekarno. Kala itu, usia Fatmawati baru 20 tahun dan Soekarno 42 tahun.

Dalam sejarah, Fatmawati dikenal sebagai penjahit bendera pusaka, merah putih yang dikibarkan ketika proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Fatmawati menjadi ibiu negara pertama.

Fatmawati melakoni beragam agenda sebagai ibu negara. Misalnya melakukan kunjungan pertama kali ke India. Kala itu, ia memakai perhiasan yang dipinjamnya dari Sekertaris Negara yang merupakan seorang keturunan bangsawan keratin.

Pernikahan antara Soekarno dan Fatmawati dikaruniai lima orang anak. Di antaranya Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Fatmawati meninggal pada 1980 ketika tengah perjalanan pulan ke Indonesia setelah menjalankan ibadah umrah. Ia mengalami serangan jantung. Fatmawati dimakamkan di Pemakaman Karet Bivak, Jakarta.

4. Hartini

Hartini lahir di Ponorogo, 20 September 1924. Hartini menikah dengan Soekarno pada 1952. Ketika itu, Soekarno dalam perjalanan menuju ke Jogja untuk meresmikan Masjid Syuhada. Ketika ia meminta izin ke Fatmawati untuk menikahi Hartini, tetapi Fatmawati tidak ingin dimadu.

Soekarno menikahi Hartini meskipun banyak pertentangan dari berbagai pihak. Soekarno dan Hartini menikah pada 7 Juli 1953 di Istana Cipanas. Hartini menjadi sosok yang sabar ketika mendampingi Soekarno. Ia menemani Soekarno di karir politiknya, merawat ketika sakit bahkan setia menemani sampai ajal menjemputnya.

Hartini dan Soekarno dikaruniai dua orang anak, yakni Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra. Ia tetap menjadi istri Soekarno ketika Soekarno lengser. Hartini meninggal pada 21 Juni 1970 di Rumah Sakit Gatot Subroto.

5. Kartini Manoppo

Kartini Manoppo dan Soekarno bertemu untuk pertama kalinya ketika keduanya sama-sama menyaksikan pagelaran seni lukis karya Basuki Abdullah. Ketika itu, Kartini menjadi model potret lukisan Basuki.

Paras ayunya mencuri perhatian Soekarno. Kartini, perempuan asal Bolaang Mondondouw, Sulawesi Utara merupakan seorang pramugari Garuda Indonesia. Soekarno dan Kartini Manoppo menikah pada 1959.

Keduanya dikaruniasi seorang anak bernama Totok Suryawan Soekarnoputra pada 1967. Kartini sendiri tidak pernah absen ketika Bung Karno pergi ke luar negeri. Ia berasal dari keluarga terhormat. Pernikahan Kartini dan Soekarno ditutup secara rapat-rapat oleh Kartini sendiri.

The Master Book Of Soekarno: Kisah-Kisah Abadi Sang Ideolog

https://www.gramedia.com/products/dasar2-manajemen?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

6. Ratna Sari Dewi

Ratna Sari Dewi memiliki nama asli, yakni Naoko Nemoto. Soekarno terpesona dengan wajah ayu Ratna ketika berkunjung ke Jepang. Ia pun berkirim surat dengan Ratna Sari Dewi ketika telah pulang ke Indonesia.

Soekarno memutuskan untuk menikahi Ratna pada 1962. Ketika itu usia Soekarno 57 tahun dan Nemoto berusia 19 tahun. Ketika menikah dengan Soekarno, Naoko Nemoto mengubah namanya menjadi Ratna Sari Dewi dan mengubah kewarganegaraannya menjadi warga negara Indonesia (WNI).

Dari pernikahan Soekarno dan Ratna Sari Dewi lahirlah seorang anak bernama Karina Kartika Sari Dewi. Namun, pernikahan keduanya tidak berlangsung sampai akhir hayat. Keduanya bercerai. Dan setelah bercerai, Ratna Sari Dewi memutuskan untuk berpindah dari satu negara ke negara lainnya.

Ia pernah tinggal di Swiss, Prancis, dan Amerika Serikat. Namun, pada 2008, ia memilih untuk menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.

7. Haryati

Haryati merupakan seorang seniman tari yang bekerja sebagai staf sekertaris negara bidang kesenian. Soekarno menikah dengan Haryati pada 1963. Pernikahan antara Soekarno dan Haryati tidak berlangsung lama, yakni hanya kurang lebih tiga tahun. Keduanya bercerai karena merasa tidak ada kecocokan.

8. Yurike Sanger

Yurike Siregar dan Soekarno bertemu pertama kalinya ketika sama-sama mengikuti Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada 1963 di Gelora Senayan. Ketika itu, Yurike masih berstatus sebagai seorang pelajar.

Dalam pertemuan-pertemuan mereka, Soekarno memberikan perhatian lebih pada Yurike. Bung Karno pun menyatakan perasaannya dan menyampaikan ingin menikahi Yurike. Keduanya pun menikah pada 6 Agustus 1964.

Kisah cinta keduanya berakhir ketika Soekarno menjadi tahanan rumah di Wisma Yoso. Keduanya bercerai dan Yurike melanjutkan kehidupannya.

9. Heldy Djafar

Heldy Djafar merupakan anak dari pasangan H. Djafar dan Hj. Hamiah. Kala itu, usia Heldy adalah 18 tahun ketika dinikahi Soekarno yang berusia 65 tahun. Pernikahan keduanya disaksikan secara langsung oleh ketua DPA, Idham Chalid dan Menteri Agama, Saifuddin Zuhri.

Pernikahan keduanya hanya berumur dua tahun karena situasi politik ketika itu sedang memanas. Sehingga, komunikasi antara Heldy dan Soekarno ketika itu menjadi tidak lancar. Mereka memutuskan untuk berpisah. Pada 16 Juni 1968, Heldi menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor.

Rekomendasi Tulisan Mengenai Sitri Soekarno

Melansir dari laman Orami.co.id, Grameds dapat mengenali istri-istri Soekarno melalui beberapa tulisan berikut ini.

  • Inggit: dengan judul buku Kuantar Ke Gerbang (1988), ditulis oleh Ramadhan K.H.
  • Fatmawati: dengan judul buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno (1978), ditulis oleh Fatmawati.
  • Haryati: Soekarno The Hidden Story (2001), ditulis oleh Haryati Soekarno.
  • Hartini: Biografi Hartini Soekarno (2009) ditulis oleh Arifin Suryo Nugroho.
  • Ratna Sari Dewi: Sakura di Tengah Prahara (2008), ditulis oleh M. Yuanda Zara.
  • Yurike Sanger: Kisah Percintaan Bung Karno dengan Anak SMA (2010), ditulis oleh Kadjat Adra’i.
  • Heldy: Cinta Terakhir Bung Karno (2011), ditulis oleh Ully Hermono & Peter Kasenda.
  • Bunga-Bunga di Taman Hati Soekarno (2015), ditulis oleh Haris Priyatna.
  • Kisah Cinta Bung Karno dengan 9 Istrinya, (2015), ditulis oleh Haris Priyatna.
  • Total Bung Karno (2013), ditulis oleh Roso Daras.

Soekarno: Sebuah Biografi

https://www.gramedia.com/products/dasar2-manajemen?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

About the author

Fandy

Perkenalkan nama saya Fandy dan saya sangat suka dengan sejarah. Selain itu, saya juga senang menulis dengan berbagai tema, terutama sejarah. Menghasilkan tulisan tema sejarah membuat saya sangat senang karena bisa menambah wawasan sekaligus bisa memberikan informasi sejarah kepada pembaca.