blood moon – Hai, Grameds! Pernahkah kamu melihat bulan berubah warna menjadi merah gelap saat gerhana bulan terjadi? Fenomena ini dikenal dengan sebutan Blood Moon atau Bulan Merah. Meskipun terdengar menyeramkan, Blood Moon sebenarnya adalah peristiwa alam yang menakjubkan dan bisa dijelaskan secara ilmiah.
Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan bulan tampak merah saat gerhana? Yuk, kita bahas bersama!
Daftar Isi
Apa Itu Blood Moon?
Blood Moon, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “Bulan Merah”, adalah fenomena alam yang terjadi saat gerhana bulan total, di mana bulan tampak berwarna merah gelap hingga kemerahan di langit malam. Warna ini bukan karena bulan benar-benar berubah warna, melainkan karena efek pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer Bumi.
Saat gerhana bulan total, Bumi berada tepat di antara matahari dan bulan, menghalangi cahaya matahari yang biasanya menerangi permukaan bulan. Namun, sebagian cahaya matahari masih bisa mencapai bulan setelah dibiaskan (dibelokkan) oleh atmosfer Bumi. Dalam proses ini, cahaya dengan panjang gelombang pendek (seperti biru) disaring, dan cahaya merah dengan panjang gelombang lebih panjang diteruskan, lalu dipantulkan oleh permukaan bulan, sehingga tampak merah dari Bumi.
Mengapa Disebut “Blood Moon”?
Penyebutan Blood Moon sebenarnya berasal dari kesan dramatis yang ditimbulkan oleh warna merah darah pada bulan saat gerhana. Istilah ini menjadi populer di kalangan astronom amatir dan media karena tampak unik dan mencolok.
Ciri-Ciri Blood Moon:
Berikut adalah beberapa ciri utama Blood Moon yang dapat dikenali:
- Terjadi saat gerhana bulan total
 - Warna bulan tampak merah gelap hingga oranye
 - Terlihat dari wilayah malam yang mengalami gerhana bulan
 - Dipengaruhi oleh kondisi atmosfer Bumi, seperti debu atau polusi
 
Perbedaan Blood Moon dan Gerhana Bulan Biasa
| Aspek | Gerhana Bulan Biasa | Blood Moon (Gerhana Bulan Total) | 
| Jenis Gerhana | Sebagian atau penumbra | Total | 
| Penampakan Bulan | Sebagian tertutup bayangan | Seluruh permukaan bulan tampak merah | 
| Warna Bulan | Abu-abu gelap | Merah, oranye, atau cokelat kemerahan | 
| Penyebab Warna | Bayangan Bumi tanpa pembiasan | Pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer | 
| Nama Populer | Gerhana Bulan | Blood Moon | 
Proses Terjadinya Blood Moon: Dari Gerhana hingga Cahaya Merah
Fenomena Blood Moon merupakan bagian dari gerhana bulan total, yaitu ketika bulan masuk sepenuhnya ke dalam bayangan inti (umbra) Bumi. Meski terhalangi dari cahaya langsung matahari, bulan tidak menjadi gelap total. Sebaliknya, ia justru terlihat berwarna merah, yang menjadi ciri khas Blood Moon.
Tahapan Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terjadi melalui beberapa tahap berikut:
- Penumbral Eclipse – Bulan mulai memasuki bayangan luar Bumi (penumbra), namun perubahan masih sulit dilihat dengan mata telanjang.
 - Partial Eclipse – Sebagian bulan memasuki bayangan inti (umbra), dan tampak sebagian gelap.
 - Total Eclipse – Seluruh bulan berada dalam umbra, dan saat inilah Blood Moon terjadi.
 - End of Totality – Bulan mulai keluar dari umbra, warna merah mulai menghilang.
 - Partial Ends & Penumbral Ends – Bulan sepenuhnya keluar dari bayangan Bumi.
 
Mengapa Bulan Tampak Merah?
Warna merah pada Blood Moon disebabkan oleh proses yang disebut pembiasan atmosferik. Ketika cahaya matahari melewati atmosfer Bumi, ia mengalami penyebaran (scattering). Cahaya biru dan ungu tersaring oleh atmosfer, sementara cahaya merah dan oranye dengan panjang gelombang lebih panjang dibiaskan dan diarahkan ke permukaan bulan.
Bulan kemudian memantulkan cahaya tersebut, sehingga dari Bumi tampak berwarna merah. Fenomena ini mirip dengan warna merah saat matahari terbit dan terbenam.
Proses Optik Terjadinya Blood Moon
| Proses Fisik | Penjelasan | 
| Penyebaran Rayleigh | Atmosfer menyaring cahaya biru, menyisakan cahaya merah/oranye | 
| Pembiasan Atmosferik | Cahaya matahari dibelokkan oleh atmosfer Bumi ke arah bulan | 
| Pantulan Cahaya | Cahaya merah dipantulkan oleh permukaan bulan ke arah Bumi | 
| Pengaruh Partikel Udara | Abu vulkanik, debu, dan polusi memperkuat efek merah pada bulan | 
Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Warna Merah
Beberapa faktor memengaruhi seberapa merah Blood Moon terlihat dari Bumi:
- Kondisi atmosfer Bumi: Semakin banyak partikel seperti debu atau asap, semakin merah gelap bulan tampak.
 - Letusan gunung berapi: Abu vulkanik di atmosfer dapat memperkuat warna merah.
 - Ketinggian bulan di langit: Sudut pandang pengamat terhadap bulan bisa memengaruhi kecerahan warna.
 - Lokasi pengamatan: Wilayah yang lebih gelap (minim polusi cahaya) akan menyajikan tampilan Blood Moon yang lebih jelas.
 
Blood Moon terjadi bukan karena bulan menghasilkan cahaya merah, tetapi karena interaksi antara cahaya matahari dan atmosfer Bumi yang membelokkan cahaya merah ke arah bulan. Ini adalah perpaduan antara fenomena astronomi dan optika atmosferik yang menjadikan Blood Moon sebagai salah satu pemandangan langit malam paling menarik untuk diamati.
Mengapa Warna Bulan Bisa Berubah?
Warna bulan yang kita lihat dari Bumi sebenarnya bukan cahaya yang dipancarkan oleh bulan itu sendiri, melainkan cahaya matahari yang dipantulkan oleh permukaan bulan. Dalam kondisi normal, bulan tampak putih keabu-abuan karena pantulan cahaya matahari yang langsung mengenai permukaannya. Namun, pada saat-saat tertentu—seperti saat gerhana bulan total—warna bulan dapat berubah menjadi oranye, merah bata, bahkan merah gelap. Perubahan warna ini terjadi karena interaksi antara cahaya matahari dan atmosfer Bumi.
Ketika gerhana bulan total berlangsung, Bumi berada tepat di antara matahari dan bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi bulan. Meski tampak tertutup, sebagian cahaya matahari tetap mencapai permukaan bulan setelah melewati atmosfer Bumi dan mengalami pembiasan. Dalam proses ini, cahaya biru dan ungu disaring oleh atmosfer, sedangkan cahaya merah yang memiliki panjang gelombang lebih panjang mampu menembus atmosfer dan diteruskan ke bulan. Akibatnya, permukaan bulan tampak kemerahan dari Bumi, itulah yang kita kenal sebagai Blood Moon.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Warna Bulan Saat Gerhana:
- Kondisi atmosfer Bumi
Jika atmosfer dipenuhi partikel seperti debu, asap, atau abu vulkanik, maka warna bulan bisa tampak lebih merah gelap. - Tingkat polusi udara
Polusi dapat menyebarkan cahaya secara tidak merata dan memengaruhi intensitas warna yang terlihat. - Letusan gunung berapi
Abu vulkanik di stratosfer dapat memperkuat efek warna merah saat gerhana bulan. - Lokasi geografis pengamat
Posisi pengamat di permukaan Bumi memengaruhi sudut pandang dan kecerahan warna bulan yang diamati. 
| Kondisi Langit / Atmosfer | Warna Bulan yang Terlihat | Penjelasan Singkat | 
| Langit cerah, tanpa gerhana | Putih keabu-abuan | Cahaya matahari langsung dipantulkan oleh permukaan bulan | 
| Saat gerhana bulan total (Blood Moon) | Merah/oranye/cokelat kemerahan | Pembiasan cahaya merah oleh atmosfer Bumi | 
| Banyak asap atau abu di atmosfer | Merah gelap | Partikel menyebarkan lebih banyak cahaya merah | 
| Polusi udara tinggi | Oranye kusam atau kemerahan | Warna terganggu oleh partikel pencemar di atmosfer | 
Jadi, perubahan warna bulan adalah akibat dari fenomena optik alami, bukan karena bulan berubah secara fisik. Ini menunjukkan betapa kompleks dan indahnya interaksi antara cahaya, atmosfer, dan benda langit yang dapat kita nikmati langsung dari Bumi.
Kapan dan Di Mana Blood Moon Bisa Terlihat?
Fenomena Blood Moon hanya terjadi saat gerhana bulan total, dan kemunculannya tidak terjadi setiap bulan. Gerhana bulan total biasanya hanya terjadi 1 hingga 3 kali dalam setahun, dan tidak selalu bisa terlihat dari semua wilayah di Bumi secara bersamaan. Kemungkinan untuk menyaksikan Blood Moon tergantung pada waktu terjadinya gerhana dan lokasi geografis pengamat.
Karena bulan harus berada di posisi yang tepat (berseberangan dengan matahari dan Bumi), Blood Moon hanya bisa dilihat saat malam hari di lokasi-lokasi yang berada di sisi Bumi yang sedang mengalami malam saat gerhana berlangsung. Jika wilayahmu berada di luar area cakupan gerhana bulan total, maka kamu tidak akan dapat melihat Blood Moon secara langsung.
Faktor Penentu Terlihatnya Blood Moon:
- Waktu Terjadinya Gerhana
Hanya wilayah yang mengalami malam saat gerhana total berlangsung yang bisa melihat Blood Moon. - Lokasi Geografis
Wilayah di belahan Bumi yang menghadap ke bulan saat gerhana total akan melihat Blood Moon secara jelas. - Kondisi Cuaca
Awan tebal, hujan, atau polusi udara dapat menghalangi pandangan ke langit dan menyulitkan pengamatan. 
Wilayah Pengamatan Blood Moon
| Kondisi Lokasi | Kemungkinan Melihat Blood Moon | Penjelasan | 
| Di wilayah malam saat gerhana total | Tinggi | Bisa melihat Blood Moon secara langsung di langit malam | 
| Di wilayah siang atau senja saat gerhana | Rendah hingga tidak mungkin | Bulan tidak berada di atas cakrawala, sehingga tidak terlihat | 
| Lokasi dengan langit cerah dan minim polusi | Sangat tinggi | Ideal untuk mengamati Blood Moon secara maksimal | 
| Lokasi tertutup awan/berawan tebal | Sangat rendah | Gerhana bulan sulit dilihat karena bulan tertutup awan | 
Mitos dan Fakta Seputar Blood Moon di Berbagai Budaya
Fenomena Blood Moon telah lama memunculkan berbagai mitos dan kepercayaan di berbagai budaya di seluruh dunia. Karena warna merahnya yang dramatis, banyak masyarakat tradisional menganggap Blood Moon sebagai pertanda mistis, baik yang menakutkan maupun sakral.
Namun, di balik kepercayaan tersebut, ada fakta ilmiah yang menjelaskan fenomena ini secara rasional.
Beberapa Mitos Populer tentang Blood Moon:
- Pertanda Bencana atau Malapetaka
Di banyak budaya, Blood Moon dianggap sebagai tanda akan datangnya perang, wabah penyakit, atau bencana alam. - Simbol Kematian dan Perubahan Besar
Beberapa kepercayaan mengaitkan Bulan Merah dengan kematian raja, jatuhnya kerajaan, atau perubahan besar dalam tatanan dunia. - Waktu Sakral atau Spiritual
Di beberapa budaya, seperti suku Maya dan masyarakat Asia tertentu, Blood Moon dianggap momen sakral yang membawa energi spiritual atau pertanda perubahan positif. - Fenomena Gaib dan Ramalan
Ada juga kepercayaan bahwa Blood Moon dapat membuka “portal” gaib atau menjadi waktu yang tepat untuk melakukan ritual tertentu. 
Kesimpulan
Blood Moon bukan sekadar pemandangan langit yang memukau, tapi juga hasil dari keajaiban alam yang melibatkan cahaya, atmosfer, dan posisi bulan yang tepat. Warna merahnya mengingatkan kita betapa kompleksnya interaksi di alam semesta ini—gabungan ilmu pengetahuan dan keindahan yang luar biasa.
Jadi, Grameds, saat kamu melihat Bulan Merah berikutnya, ingatlah bahwa kamu sedang menyaksikan sebuah fenomena alam yang unik dan menakjubkan, bukan sekadar mitos atau kebetulan belaka. Yuk, jadikan momen Blood Moon sebagai kesempatan untuk belajar dan mengagumi alam semesta lebih dalam!
Rekomendasi Buku Terkait Astronomi
1. Komik Sains: Galaksi dan Planet
San Fransokyo terancam invasi dari luar angkasa, dan hanya BIG HERO 6 yang bisa menyelamatkan! Dengan musuh baru yang datang dari galaksi jauh, tim pahlawan super ini harus beraksi cepat untuk melindungi kota dan mengungkap misteri keberadaan alien.
Bergabunglah dalam petualangan seru penuh aksi, teknologi canggih, dan persahabatan saat BIG HERO 6 menjelajah planet-planet asing. Siapkah kamu menyaksikan pertarungan epik yang akan mengguncang semesta?
2. Asal Mula Terjadinya Alam Semesta, Galaksi, Tata Surya, dan Kita
Sejak dulu, manusia selalu berusaha memahami asal usul dirinya dan alam semesta. Penelitian sains modern mengungkapkan bahwa asal mula manusia tidak hanya berasal dari Bumi, tetapi juga dari bintang-bintang dan jagat raya yang luas.
Buku Asal Mula membawa kita menyelami kisah luar biasa tentang terbentuknya alam semesta, bintang, planet, dan kehidupan itu sendiri. Dengan berbagai temuan ilmiah terkini, buku ini menunjukkan betapa megahnya kosmos dan posisi kita yang istimewa di dalamnya.
3. Why Series: The Universe – Alam Semesta
Tahukah kamu, mengapa matahari menyinari dunia saat siang dan malam tiba dengan gemerlap bintang yang menghiasi langit? Pertanyaan-pertanyaan besar tentang alam semesta seperti seberapa luasnya, berapa umurnya, dan aturan apa yang mengatur pergerakan benda-benda langit kini mulai terjawab berkat kemajuan ilmu pengetahuan.
Manusia semakin dekat dengan rahasia kosmos, dengan mengirim pesawat luar angkasa menjelajah planet-planet dan bahkan berwisata ke Bulan. Material dari luar angkasa dikumpulkan dan dianalisis, menjadikan alam semesta bukan lagi sekadar mimpi, tapi dunia yang bisa kita jelajahi dan pahami lebih dalam!
- Andromeda
 - Aurora Australis
 - Benda Luar Angkasa yang Memiliki Orbit Paling Lonjong
 - Bintang Sirius
 - Bintang Neutron
 - Black Hole Terbesar
 - Black Hole Interstellar
 - Cabang Ilmu Astronomi
 - Fase-Fase Bulan
 - Fenomena Blood Moon
 - Kabut Nebula
 - Galaksi Terbesar
 - Galaksi Terkecil
 - Gerhana Bulan Parsial
 - Heart Nebula
 - Jarak Bumi ke Matahari
 - Jenis-Jenis Bintang
 - Kenapa Bumi Bulat
 - Methuselah Star
 - Planet Terbesar dan Planet Terkecil di Tata Surya
 - Phoenix A Black Hole
 - Pengertian Stargazing
 - Pengetahuan Astronomi Dasar
 - Planet Miller
 - Planet Tanpa Satelit
 - Planet Bercincin di Tata Surya
 - Pusat Galaksi Bimaksakti
 - Satelit Venus
 - Stephenson 2-18
 - Tata Surya
 - The Great Attractor
 - UY Scuti
 - Warna Planet Jupiter
 - Warna Planet di Tata Surya
 - White Hola Vs Black Hole
 

									


