Astronomi

Apa Itu Gerhana Bulan Parsial? Ini Penjelasan Lengkapnya! 

Written by Shaza Zahra

Gerhana Bulan Parsial – Halo Grameds! Pernah nggak sih kamu melihat bulan yang tiba-tiba seperti “tergigit” sebagian saat malam hari?

Fenomena langit itu dikenal sebagai gerhana bulan parsial, salah satu keajaiban alam yang selalu berhasil memikat perhatian banyak orang. Gerhana ini bukan hanya indah dipandang, tapi juga menyimpan banyak pengetahuan astronomi yang menarik untuk kita pelajari.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap apa itu gerhana bulan parsial, bagaimana proses terjadinya, kapan dan di mana kamu bisa menyaksikannya, serta berbagai fakta menarik lainnya.

Yuk, Grameds, kita telusuri lebih dalam pengertian gerhana bulan parsial bersama-sama!

Apa Itu Gerhana Bulan Parsial?

Grameds, secara sederhana, gerhana bulan parsial terjadi ketika hanya sebagian permukaan Bulan yang masuk ke bayangan inti (umbra) Bumi. Jadi, bulan tidak sepenuhnya gelap seperti pada gerhana bulan total, melainkan hanya tampak seperti tertutup sebagian oleh bayangan gelap dari Bumi.

Proses ini terjadi ketika posisi Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis lurus atau hampir lurus, namun tidak sempurna. Karena itulah, hanya sebagian cahaya Matahari yang terhalang oleh Bumi, dan sebagian lainnya masih menyinari permukaan Bulan.

Kalau kamu pernah melihat bulan seperti ada bagian gelapnya seperti digigit, tapi sisanya masih terang—nah, itulah tanda khas dari gerhana bulan parsial.

Perbedaan Gerhana Bulan Parsial, Total, dan Penumbra

Agar Grameds nggak bingung, yuk kita bedakan tiga jenis utama gerhana bulan:

Gerhana Bulan Total Terjadi ketika seluruh permukaan Bulan masuk ke dalam bayangan umbra Bumi. Bulan tampak berwarna merah gelap (sering disebut “blood moon”)
Gerhana Bulan Parsial Hanya sebagian Bulan yang masuk ke bayangan umbra, sehingga bentuknya tampak seperti bulan sabit terbalik, tapi gelap
Gerhana Penumbra Hanya terkena bayangan luar (penumbra), sehingga perubahan cahayanya sangat halus dan kadang tidak terlihat kasat mata

Nah, dari ketiga jenis gerhana bulan, gerhana bulan parsial adalah yang cukup umum dan mudah diamati dengan mata telanjang, tanpa alat bantu apapun. Menarik banget, kan Grameds?

Bagaimana Gerhana Bulan Parsial Terjadi?

Secara astronomis, Grameds, proses terjadinya gerhana bulan parsial memang terlihat kompleks, tetapi sebenarnya bisa dijelaskan dengan langkah-langkah yang cukup sederhana dan mudah dipahami.

Yuk, kita bahas tahap demi tahapnya agar kamu makin paham bagaimana keajaiban langit ini bisa terjadi.

  • Fase Bulan Harus Purnama

Gerhana bulan, termasuk gerhana bulan parsial, hanya bisa terjadi saat Bulan berada dalam fase purnama. Kenapa? Karena pada saat purnama, posisi Bulan berada tepat di seberang Matahari jika dilihat dari Bumi. Artinya, Bumi berada di antara Bulan dan Matahari. Inilah satu-satunya waktu ketika bayangan Bumi bisa jatuh ke arah Bulan.

Tanpa fase purnama, posisi Bulan tidak sejajar dengan Bumi dan Matahari, sehingga tidak akan ada bayangan yang menutupi Bulan. Jadi, Grameds, kalau kamu mendengar akan ada gerhana bulan tapi Bulan belum purnama—itu pasti informasi yang salah.

  • Posisi Bulan, Bumi, dan Matahari Hampir Segaris

Nah, ini bagian yang membedakan gerhana bulan parsial dari gerhana bulan total, Grameds.

Pada gerhana total, Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam garis lurus sempurna, sehingga seluruh Bulan masuk ke dalam bayangan inti (umbra) Bumi. Tapi pada gerhana parsial, ketiganya hanya hampir segaris, tidak sepenuhnya lurus. Akibatnya, hanya sebagian permukaan Bulan saja yang masuk ke bayangan inti Bumi, sementara sisanya tetap terkena cahaya Matahari.

Bayangkan seperti saat kamu berdiri di depan proyektor tapi tidak menutupi seluruh cahaya—hanya sebagian tubuhmu yang menimbulkan bayangan. Kurang lebih seperti itulah gambaran posisi Bulan saat gerhana parsial terjadi.

  • Bulan Mulai Memasuki Bayangan Bumi

Proses gerhana dimulai ketika Bulan perlahan memasuki bayangan penumbra, lalu beranjak masuk ke bayangan umbra—yakni bayangan inti Bumi yang lebih gelap. Dalam tahap awal ini, kamu akan melihat bagian tepi Bulan mulai terlihat “tergigit” secara perlahan oleh bayangan hitam.

Bayangan tersebut berasal dari Bumi yang menghalangi sebagian cahaya Matahari. Seiring waktu, bayangan akan terus bergerak menutupi lebih banyak bagian Bulan. Gerhana parsial mencapai puncaknya ketika cakupan bayangan berada di titik maksimal—biasanya tampak seperti sebagian besar Bulan menghitam, sementara sisanya masih terang.

  • Puncak Gerhana

Pada fase ini, Grameds bisa menyaksikan bentuk Bulan yang paling “unik” selama gerhana berlangsung. Bagian Bulan yang tertutup bayangan umbra akan tampak gelap, sedangkan bagian lainnya tetap memantulkan cahaya terang. Ini menciptakan kontras yang cukup dramatis dan menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para pengamat langit.

Warna bulan bisa tampak abu-abu tua hingga kemerahan tipis tergantung kondisi atmosfer Bumi dan tingkat polusi cahaya di tempat pengamatan.

  • Bulan Keluar dari Bayangan

Setelah melewati titik puncak, Bulan secara perlahan mulai keluar dari bayangan Bumi. Proses ini terjadi secara terbalik dari saat masuk tadi. Bayangan gelap mulai bergerak menjauh dari permukaan Bulan, hingga akhirnya Bulan kembali terlihat utuh dan bersinar terang seperti biasanya.

Proses ini menandai berakhirnya gerhana bulan parsial. Biasanya seluruh rangkaian dari awal hingga akhir bisa berlangsung sekitar 2–4 jam.

Kapan Gerhana Bulan Parsial Terjadi?

Grameds, dalam setahun biasanya ada beberapa kali gerhana bulan, tapi tidak semuanya bisa diamati dari Indonesia. Untuk gerhana bulan parsial, biasanya terjadi sekitar 1–2 kali per tahun secara global.

Misalnya, pada 29 Oktober 2023 lalu, gerhana bulan parsial dapat diamati dari sebagian besar wilayah Indonesia. Pada malam itu, sekitar 12% permukaan Bulan tertutup bayangan umbra Bumi—cukup jelas terlihat dengan mata telanjang.

Untuk tahun-tahun berikutnya, kamu bisa memantau jadwal gerhana melalui situs resmi seperti LAPAN atau BMKG. Mereka selalu merilis kalender gerhana yang akurat dan informatif.

Di Mana Lokasi Terbaik Menyaksikan Gerhana Bulan Parsial?

Kabar baiknya, Grameds, gerhana bulan parsial bisa dilihat dari mana saja selama langit tidak berawan dan malam cukup cerah.

Karena ini adalah fenomena langit yang tidak memerlukan alat khusus, untuk menyaksikan gerhana bulan parsial kamu hanya perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:

  • Lokasi terbuka, jauh dari cahaya lampu kota
  • Cuaca cerah
  • Waktu yang tepat sesuai jadwal gerhana

Kamu bisa menyaksikannya dari halaman rumah, rooftop, lapangan, atau bahkan sambil camping di alam bebas.

Cara Aman Menyaksikan Gerhana Bulan Parsial

Berbeda dengan gerhana matahari yang harus dilihat dengan alat pelindung, gerhana bulan aman dilihat langsung dengan mata telanjang, Grameds!

Tapi kalau kamu ingin pengalaman lebih maksimal dalam menyaksikan gerhana bulan parsial kamu bisa menggunakan alat seperti:

Teleskop atau binokular Untuk melihat permukaan Bulan lebih jelas.
Aplikasi pelacak langit (seperti SkyView, Stellarium) Untuk mengetahui posisi Bulan saat gerhana.
Kamera DSLR atau smartphone dengan mode malam Untuk mengabadikan momen gerhana bulan parsial.

Mitos dan Fakta tentang Gerhana Bulan Parsial

Grameds, sejak zaman dahulu, gerhana sering dikaitkan dengan mitos dan kepercayaan lokal.

Berikut adalah beberapa mitos dan fakta terkait gerhana bulan parsial yang perlu Grameds ketahui.

No. Asal Mitos / Budaya Mitos yang Diyakini Fakta Ilmiah
1 Jawa (Indonesia) Bulan dimakan oleh Batara Kala, makhluk gaib penjaga waktu. Masyarakat membunyikan kentongan untuk “menyelamatkan” Bulan. Gerhana terjadi karena Bulan berada di belakang bayangan Bumi (umbra) saat fase purnama. Tidak ada makhluk gaib terlibat.
2 Tiongkok Kuno Naga langit sedang menelan Bulan. Orang-orang menabuh genderang atau membuat keributan agar sang naga melepaskan Bulan. Bayangan Bumi menutupi sebagian Bulan karena posisi hampir segaris dengan Matahari dan Bumi. Tidak ada naga, hanya fenomena astronomis alami.
3 India Gerhana membawa energi negatif. Dilarang makan, minum, atau keluar rumah selama gerhana. Tidak ada bukti ilmiah bahwa gerhana mempengaruhi kesehatan atau nasib. Gerhana aman dan bisa dinikmati secara langsung.
4 Berbagai budaya dunia Gerhana merupakan pertanda bencana, kematian, atau perang besar. Tidak ada hubungan kausal antara gerhana dan peristiwa buruk. Gerhana bisa diprediksi dan terjadi karena pergerakan orbit Bulan dan Bumi.

Manfaat Mengamati Gerhana Bulan Parsial

Selain keindahannya, gerhana bulan parsial juga membawa banyak manfaat, Grameds:

  • Edukasi Astronomi
    Cocok untuk kegiatan observasi siswa, mahasiswa, atau komunitas pecinta langit.
  • Meningkatkan Minat Sains
    Bisa jadi pintu masuk untuk menyukai bidang ilmu alam dan teknologi antariksa.
  • Konten Sosial Media
    Buat kamu yang hobi fotografi atau konten edukasi, gerhana bulan bisa jadi bahan postingan menarik.
  • Momen Refleksi
    Banyak orang merasa lebih dekat dengan alam dan kehidupan saat menyaksikan pergerakan langit.

Fakta Menarik tentang Gerhana Bulan Parsial

Berikut beberapa fakta unik gerhana bulan parsial yang bisa Grameds jadikan sebagai pengetahuan tambahan:

  • Gerhana bulan hanya bisa terjadi saat bulan purnama.
  • Tidak terjadi setiap bulan karena kemiringan orbit Bulan sekitar 5° dari orbit Bumi.
  • Tidak berbahaya sama sekali, bahkan bisa dinikmati oleh semua usia.
  • Sudah dipelajari sejak ribuan tahun lalu oleh peradaban Mesir, Babilonia, hingga Yunani kuno.

Kesimpulan

Grameds, gerhana bulan parsial adalah fenomena alam yang terjadi saat sebagian Bulan tertutup bayangan inti Bumi.

Meskipun tidak sepenuhnya gelap seperti gerhana total, keindahan gerhana bulan parsial tetap menakjubkan dan bisa diamati langsung dengan mata telanjang tanpa tambahan alat khusus.

Selain menyuguhkan pemandangan langit yang memukau, gerhana ini juga bisa menjadi momen yang tepat untuk belajar astronomi, meningkatkan minat pada sains, hingga meluruskan berbagai mitos yang berkembang sejak zaman dahulu kala.

Jadi, saat gerhana bulan parsial terjadi lagi, jangan ragu untuk menengadah ke langit dan menikmati keajaiban alam yang bisa disaksikan siapa saja, ya, Grameds!

Rekomendasi Buku Terkait

1. Ensiklopedia Mini: Alam Semesta

Ensiklopedia Mini: Alam Semesta

Dari kenyamanan tempat tinggal kita di Bumi, petualangan luar biasa dimulai menuju alam semesta yang penuh keajaiban. Kita akan menjelajahi dunia-dunia asing dengan udara beracun, gunung berapi raksasa, lautan tersembunyi, hingga planet misterius yang diguyur hujan berlian. Tak hanya itu, perjalanan ini juga membawa kita menyaksikan planet bercincin yang megah, bintang paling panas di jagat raya, nebula yang memesona, hingga galaksi yang dihuni triliunan bintang. Bersiaplah terpukau oleh keajaiban luar angkasa yang menakjubkan!

2. Aktivitas Alam Semesta

Aktivitas Alam Semesta

Bertualang menjelajah alam semesta? Wah tentu seru sekali, ya! Kalian pasti penasaran seperti apa matahari, planet, bulan, ataupun komet dan meteor. Nah, dalam buku ini kalian mendapat informasi seputar benda-benda langit tersebut.

Selain itu, kalian pun dapat mengerjakan ratusan jenis aktivitas seru dalam buku ini. Ada aktivitas mewarnai, menebalkan huruf, menebalkan gambar, mencari bayangan yang tepat, menyusur jejak, berhitung, mengurutkan benda, dan lain sebagainya.

Dengan buku ini, kalian dapat bermain sekaligus belajar. Yuk, kita mulai bertualang!

3. Why? Universe – Alam Semesta

Why? Universe - Alam Semesta

Tahukah kalian, mengapa bila siang tiba, Matahari menyinari dunia dan bila malam datang, Bintang-Bintang menyulam langit malam hari dengan indahnya?

Seberapa besar dan luaskah alam semesta, berapakah umur alam semesta, dengan aturan apa seluruh benda-benda di langit bergerak, dan lain-lain. Berkat perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesatnya, teka-teki mengenai alam semesta satu persatu mulai terkuak.

Saat ini, manusia telah mengirimkan pesawat luar angkasa ke berbagai planet, berwisata ke Bulan sampai dengan mengumpulkan berbagai material Luar Angkasa dan menganalisisnya. Kini alam semesta bukan lagi dunia mimpi bagi kita.

4. Terjadinya Alam Semesta Perspektif Teori Big Bang

Terjadinya Alam Semesta Perspektif teori Big bang

Alam semesta merupakan persoalan ilmiah pertama yang digeluti oleh para ilmuwan. Pada abad ke-5 sebelum masehi, ilmuwan-ilmuwan Yunani Klasik seperti Thales, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras, dan Anaximandros sudah berusaha menarik perhatian kita pada masalah ini dengan menemukan prinsip-prinsip dasar alam semesta seperti air, udara, api dan bilangan. Usaha untuk menemukan kausalitas alam tersebut terus menjadi motif terdalam ilmuwan-ilmuwan modern seperti Kopernikus, Galileo, Kepler dan Newton.

Dalam pengamatan mereka atas benda-benda langit, mereka berhasil membangun pandangan yang berbeda dari ilmuwan-ilmuwan Yunani. Teori astronomi yang mereka bangun tidak hanya menegaskan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari, tetapi juga membuka pandangan baru tentang ilmu pengetahuan. Jika pada pemikir Yunani mencari prinsip-prinsip logis pertama, mereka menawarkan sebuah pendekatan baru di atas basis pengamatan empiris. Apa yang mereka rintis menentukan perkembangan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial.

Buku ini pantas dijadikan referensi untuk mengenal dan memahami alam secara baik. Para mahasiswa, dosen, dan pemerhati alam pantas membaca buku ini.

5. Dongeng Anak Muslim Tentang Alam Semesta

Dongeng Anak Muslim Tentang Alam Semesta

Terdapat 10 cerita anak tentang alam semesta dan binatang dan menumbuhkan rasa agar menjaga lingkungan dan alam semesta. Setiap cerita terdapat kutipan ayat Al-Quran.

About the author

Shaza Zahra

Gramedia Literasi