Biologi

Mengenal Fungsi Sentrosom Pada Sel Hewan, Mulai Dari Pembelahan Sel Hingga Stabilitas Struktur Sel

Written by Shaza Zahra

Fungsi SentrosomSel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dalam makhluk hidup. Semua organisme hidup, dari yang paling sederhana hingga kompleks, terdiri dari sel. Menurut ahli biologi, sel adalah unit dasar kehidupan yang memiliki kemampuan untuk melakukan proses-proses kehidupan seperti metabolisme, pembelahan, dan respons terhadap rangsangan.

Sel dapat dibedakan menjadi dua tipe utama: sel prokariotik (tanpa inti sel yang terbungkus membran) dan sel eukariotik (memiliki inti sel yang terbungkus membran). Sel hewan adalah jenis sel eukariotik yang memiliki sejumlah organel penting, termasuk sentrosom, yang memainkan peran vital dalam berbagai fungsi sel.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang fungsi sentrosom dalam sel hewan dan bagaimana ia berperan penting dalam mendukung kelangsungan hidup dan pembelahan sel yang sehat.

Yuk, Grameds, simak selengkapnya!

Apa Itu Sentrosom?

Sumber: Genome Gov

Sentrosom adalah organel yang ditemukan di dalam sel hewan dan berfungsi sebagai pusat pengorganisasian mikrotubulus (MTOC). Mikrotubulus adalah salah satu komponen dari kerangka sel (sitoskeleton) yang membantu menjaga bentuk sel, serta berperan dalam pergerakan komponen-komponen dalam sel dan pembelahan sel. Sentrosom terdiri dari dua sentriol yang disusun tegak lurus satu sama lain. Walaupun ukurannya kecil, peran sentrosom dalam berbagai proses seluler sangatlah penting.

Sentrosom biasanya ditemukan di dekat inti sel dan berfungsi untuk mengatur dan membentuk mikrotubulus yang diperlukan untuk berbagai aktivitas, terutama selama pembelahan sel (mitosis). Proses pembelahan sel merupakan bagian vital dalam pembaruan dan pertumbuhan organisme. Oleh karena itu, keberadaan dan fungsi sentrosom sangat krusial bagi kelangsungan hidup dan perkembangan sel hewan.

Struktur Sentrosom

Sentrosom terdiri dari dua sentriol yang terletak secara tegak lurus satu sama lain. Setiap sentriol dibangun dari sembilan triplet mikrotubulus yang disusun melingkar dalam pola silindris. Sentriol ini memiliki struktur yang sangat khas dan dapat diidentifikasi dengan mudah menggunakan mikroskop elektron.

Selain sentriol, sentrosom juga dikelilingi oleh matriks pericentriolar (PCM) yang mengandung berbagai protein yang berfungsi dalam pengorganisasian mikrotubulus. Matriks pericentriolar ini membantu proses pembentukan mikrotubulus yang akan digunakan dalam pembelahan sel dan pengorganisasian struktur dalam sel. Setiap sentrosom dapat menggandakan diri selama fase interfase untuk mempersiapkan pembelahan sel yang akan datang.

Struktur sentrosom yang terorganisir dengan baik memastikan bahwa mikrotubulus yang dibentuk dapat berfungsi dengan efisien dalam mengatur pergerakan dan pembelahan sel. Tanpa pengorganisasian yang tepat, proses-proses penting seperti pembagian materi genetik pada mitosis dapat terganggu.

Fungsi Sentrosom

Sentrosom memiliki beberapa fungsi penting dalam sel hewan, yang semuanya terkait erat dengan pengorganisasian mikrotubulus dan proses pembelahan sel.

Berikut adalah beberapa fungsi sentrosom dalam sel hewan yang perlu Grameds ketahui:

  • Mengatur Pembelahan Sel

Fungsi utama sentrosom dalam sel hewan adalah mengatur pembelahan sel, yang terjadi selama mitosis. Mitosis adalah proses di mana sel membelah untuk menghasilkan dua sel anak yang identik secara genetik. Selama mitosis, sentrosom berperan sebagai pusat pengorganisasian mikrotubulus, yang membentuk struktur penting yang disebut spindle (gelendong). Mikrotubulus ini diperlukan untuk memastikan bahwa kromosom didistribusikan secara merata ke dua sel anak yang baru.

Proses Pembelahan Sel dan Peran Sentrosom

1. Interfase (Tahap Persiapan)

Pada awal fase interfase (sebelum mitosis dimulai), sentrosom menggandakan dirinya. Ini berarti sentrosom akan membentuk dua salinan, yang akan terdistribusi ke kutub sel yang berbeda saat mitosis berlangsung. Proses duplikasi ini sangat penting karena dua sentrosom yang terpisah akan memainkan peran dalam pengorganisasian mikrotubulus yang diperlukan selama mitosis.

Di fase interfase, sentrosom berada dalam keadaan relatif tenang, namun siap untuk berfungsi ketika pembelahan sel dimulai. Selama proses ini, sentrosom menghasilkan sejumlah protein yang penting untuk pembentukan mikrotubulus dan mendukung struktur mikrotubulus yang akan membentuk spindle saat mitosis dimulai.

2. Profase (Pembentukan Spindle)

Pada fase profase, sentrosom mulai mengorganisir mikrotubulus yang akan membentuk spindle. Sentrosom yang telah menggandakan diri bergerak ke kutub sel yang berlawanan, dan mikrotubulus yang dihasilkan mulai membentuk struktur gelendong yang menghubungkan dua kutub tersebut. Mikrotubulus ini akan menjadi “jembatan” yang akan mengarahkan kromosom selama pembelahan sel.

Selain itu, pada fase ini, membran inti sel mulai terurai, memungkinkan mikrotubulus untuk mengakses kromosom yang telah dipersiapkan untuk dibagi. Mikrotubulus yang terbentuk oleh sentrosom mulai merentang dan menempel pada kromosom untuk memulai proses pemisahan mereka ke kutub yang berlawanan.

3. Metafase (Penataan Kromosom)

Selama fase metafase, mikrotubulus yang diorganisir oleh sentrosom mengikat kromosom pada struktur yang disebut kinetokor. Kinetokor adalah tempat mikrotubulus menghubungkan kromosom, memastikan bahwa setiap kromosom diposisikan dengan benar di tengah sel dalam apa yang disebut sebagai “metafase plate” atau garis tengah sel.

Proses ini penting karena posisi kromosom yang benar di tengah sel memastikan bahwa kedua sel anak akan menerima set kromosom yang identik. Jika kromosom tidak teratur terpasang atau tidak berada di tengah, pembagian materi genetik dapat terganggu, yang bisa menyebabkan kelainan genetik pada sel anak.

4. Anafase (Pemisahan Kromosom)

Pada fase anafase, mikrotubulus yang terhubung ke kinetokor mulai menarik kromosom ke kutub yang berlawanan. Peran sentrosom sangat penting di sini karena mikrotubulus yang diorganisir oleh sentrosom menarik kromosom dengan cara yang sangat terkontrol. Pemisahan yang tepat dari kromosom ke kutub yang berlawanan memastikan bahwa setiap sel anak akan memiliki jumlah kromosom yang sama dan materi genetik yang identik.

Fase ini juga melibatkan pemendekan mikrotubulus yang menarik kromosom ke kutub, sementara mikrotubulus lainnya yang tidak terhubung langsung dengan kromosom tetap berfungsi untuk menjaga struktur sel dan mendorong kutub sel terpisah lebih jauh.

5. Telofase (Pembentukan Inti Sel Baru)

Setelah kromosom berhasil dipisahkan ke kutub yang berlawanan, pada fase telofase, sentrosom membantu dalam pembentukan dua inti sel yang baru. Selama fase ini, membran inti mulai terbentuk di sekitar masing-masing kumpulan kromosom di kedua kutub sel.

Pada tahap ini, kromosom mulai mengalami dekondensasi (mengendur) dan kembali ke bentuk kromatin, yang memungkinkan sel anak untuk memulai fase G1 dari siklus sel setelah pembelahan selesai. Fase ini juga menandakan akhir dari pembelahan inti, yang diikuti dengan proses sitokinesis.

6. Sitokinesis (Pemisahan Sitoplasma)

Selama sitokinesis, yang biasanya terjadi pada akhir telofase, sentrosom juga berperan dalam pemisahan sitoplasma antara dua sel anak. Mikrotubulus yang terorganisasi oleh sentrosom membentuk cincin kontraktil yang menarik dan membagi sitoplasma menjadi dua bagian yang sama.

Ini memastikan bahwa kedua sel anak yang baru terbentuk akan memiliki sitoplasma yang cukup untuk menjalankan proses-proses kehidupan seluler mereka. Tanpa bantuan sentrosom dalam proses ini, sel anak mungkin tidak dapat terpisah dengan sempurna, yang dapat menyebabkan kelainan pada pembelahan sel.

Fase Mitosis Fungsi Sentrosom
Interfase Sentrosom menggandakan diri dan mempersiapkan pembelahan sel.
Profase Pembentukan mikrotubulus oleh sentrosom untuk membentuk spindle.
Metafase Mikrotubulus mengikat kromosom pada kinetokor.
Anafase Mikrotubulus menarik kromosom ke kutub yang berlawanan.
Telofase Pembentukan dua inti sel yang baru.
Sitokinesis Sentrosom membantu pembagian sitoplasma antara dua sel anak.
  • Pengorganisasian Mikrotubulus

Sentrosom juga berfungsi untuk mengorganisasi mikrotubulus yang membentuk kerangka sel (sitoskeleton). Mikrotubulus adalah komponen struktural utama yang memberikan bentuk pada sel dan memungkinkan pergerakan organel serta komponen-komponen lainnya di dalam sel. Sentrosom memfasilitasi pengorganisasian mikrotubulus untuk memastikan bahwa struktur dan fungsi sel berjalan dengan efisien.

Selain peranannya dalam pembelahan sel, mikrotubulus yang dibentuk oleh sentrosom berfungsi untuk transportasi dalam sel, seperti mengangkut vesikel dan organel. Mikrotubulus ini juga membantu dalam stabilisasi dan pengaturan posisi organel dalam sel.

  • Menjaga Stabilitas Struktur Sel

Sentrosom juga berperan dalam menjaga stabilitas struktur sel secara keseluruhan. Mikrotubulus yang diorganisir oleh sentrosom membentuk sitoskeleton yang memberikan bentuk pada sel dan memungkinkan sel untuk bergerak. Selain itu, sitoskeleton yang terorganisasi dengan baik juga mendukung organel-organel sel agar tetap berada pada posisinya yang benar.

Struktur mikrotubulus yang terorganisasi oleh sentrosom memastikan bahwa sel memiliki bentuk yang stabil dan dapat mengatasi tekanan mekanik yang mungkin diterima oleh sel. Sebagai contoh, sel epitel yang memiliki bentuk tetap dan melindungi tubuh dari kerusakan luar akan membutuhkan sitoskeleton yang stabil yang diatur oleh sentrosom.

  • Mendukung Proses Sitokinesis

Setelah pembelahan inti, sel juga harus membagi sitoplasmanya agar kedua sel anak dapat terpisah secara fisik. Proses ini disebut sitokinesis. Sentrosom memainkan peran penting dalam proses ini dengan mengorganisir mikrotubulus yang membentuk cincin kontraktil di sekitar sel. Cincin kontraktil ini akan menarik sel menjadi dua bagian, memisahkan sitoplasma dan memastikan pembentukan dua sel anak.

Tanpa fungsi sentrosom yang baik, sitokinesis tidak dapat terjadi dengan efisien, yang dapat mengakibatkan sel-sel anak yang tidak terpisah dengan benar dan masalah lebih lanjut dalam pembelahan sel.

  • Penting untuk Aktivitas Sel Lainnya

Selain pembelahan sel dan pembentukan mikrotubulus, sentrosom juga terlibat dalam berbagai aktivitas seluler lainnya. Salah satunya adalah pembentukan silia dan flagela. Kedua struktur ini diperlukan untuk pergerakan sel atau pergerakan cairan di permukaan sel. Misalnya, pada sel-sel yang memiliki silia, seperti pada saluran pernapasan, silia digunakan untuk memindahkan lendir dan partikel asing keluar dari tubuh.

Sentrosom membantu dalam pembentukan bagian dasar silia dan flagela dengan mengorganisasi mikrotubulus yang membentuk struktur-struktur tersebut. Tanpa sentrosom, sel tidak dapat menghasilkan silia atau flagela dengan benar, yang dapat mempengaruhi kemampuan sel untuk bergerak atau fungsi-fungsi lainnya yang bergantung pada pergerakan.

Aktivitas Seluler Fungsi Sentrosom
Pembentukan Silia Sentrosom membantu pembentukan tubuh dasar silia, yang merupakan fondasi untuk perpanjangan silia. Mikrotubulus yang diatur oleh sentrosom membentuk silia, yang berfungsi untuk pergerakan cairan atau partikel di sekitar sel, seperti pada sel epitel saluran pernapasan.
Pembentukan Flagela Sentrosom juga berperan dalam pembentukan tubuh dasar flagela. Mikrotubulus yang diorganisir oleh sentrosom memungkinkan flagela memanjang dan bergerak, yang penting untuk pergerakan aktif sel, seperti pada sperma yang bergerak menuju sel telur.
Transportasi Vesikel Sentrosom mengorganisir mikrotubulus yang berfungsi sebagai jalur transportasi vesikel dalam sel. Mikrotubulus ini memungkinkan vesikel bergerak dengan bantuan motor protein, memastikan distribusi molekul penting ke organel atau ke luar sel.

Kesimpulan

Sentrosom adalah organel yang sangat penting dalam sel hewan, Grameds.

Selain berfungsi dalam pembelahan sel, sentrosom juga berperan dalam mengorganisir mikrotubulus untuk berbagai aktivitas seluler lainnya, seperti pembentukan silia dan flagela serta transportasi vesikel.

Tanpa fungsi sentrosom yang optimal, banyak proses vital dalam sel tidak dapat berjalan dengan efisien, yang dapat mempengaruhi kesehatan sel dan organisme secara keseluruhan. Dengan demikian, memahami fungsi sentrosom sangat penting dalam mempelajari biologi sel khususnya yang terdapat pada hewan.

Rekomendasi Buku Terkait

Berikut adalah beberapa rekomendasi buku yang bisa menjadi referensi Grameds yang ingin mempelajari tentang sel lebih mendalam, mulai dari struktur sel hingga fungsi-fungsi organel dalam sel.

1. Sel

Sel

Buku karya Dr. Siddhartha Mukherjee ini mengajak pembaca menyelami dunia selunit dasar kehidupan yang ditemukan lewat mikroskop pada akhir 1600-an dan sejak itu merevolusi biologi serta kedokteran. Sel membentuk tubuh kita dan menjadi kunci dalam memahami penyakit dan cara menyembuhkannya.

Mukherjee membahas bagaimana penemuan dan manipulasi sel melahirkan berbagai terapi medis seperti transfusi, kemoterapi, bayi tabung, hingga penyuntingan genetik. Buku ini juga menggali potensi masa depan kedokteran berbasis sel, sekaligus mengajak merenungkan dampak etis dari kemampuan membentuk dan mengubah kehidupan itu sendiri.

2. Biologi Sel

Biologi Sel

Buku ini berisi wacana atau perspektif baru dengan memasukkan kajian kompleksitas sebagai salah satu dasar berpikir untuk memahami sistem kehidupan secara komprehensif yang tidak memisahkan atau mengisolasi bahan aktif atau komponen hidup sebagai materi yang bekerja atau berdiri sendiri.

Seluruh komponen penyusun kehidupan bekerja saling melengkapi sehingga analisa pada satu komponen aktif tidak akan bisa menjelaskan berjalannya sistem kehidupan yang sebenarnya terjadi. Pemisahan pada komponen kehidupan pada dasarnya adalah strategi untuk mengatasi keterbatasan daya pikir manusia untuk mencoba memahami fenomena yang terjadi.

3. Fisiologi Hewan

Fisiologi Hewan

Buku Fisiologi Hewan edisi revisi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa Biologi, Peternakan, Perikanan, dan Kedokteran Hewan dalam memahami proses fisiologis pada hewan secara mudah dan sistematis. Materi disajikan secara sederhana dan komunikatif, dilengkapi gambar ilustratif, tujuan pembelajaran, rangkuman tiap bab, soal latihan, glosarium, dan indeks untuk memudahkan pemahaman.

Terdiri dari 12 bab, buku ini membahas konsep dasar fisiologi, struktur dan fungsi sel, hingga sistem-sistem tubuh hewan seperti saraf, endokrin, pencernaan, sirkulasi, respirasi, ekskresi, dan reproduksi, disertai contoh dari berbagai jenis hewan. Buku ini juga bermanfaat sebagai bahan ajar tambahan bagi guru Biologi SMA atau IPA-Biologi SMP.

4. Biologi Sel dan Molekuler

Biologi Sel dan Molekuler

Buku ini menjelaskan mengenai Sel yang ada pada makhluk hidup baik pada tumbuhan maupun hewan, sel merupakan komponen paling kecil pada tumbuhan ataupun hewan bahkan manusia. Proses-proses yang terjadi didalam sel ataupun yang ada di dalam sel dibahas sedemikian rupa pada buku ini, sehingga siswa bahkan mahasiswa ingin mengetahui prosesnya pada buku ini.

5. Biologi Sel

Biologi sel

Biologi sel adalah ilmu tentang struktur, fungsi dan aktivitas-aktivitas yang ada di dalam sel. Sel sendiri adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup. Buku biologi sel ini disusun guna memberikan pengertian dasar bagi mereka yang akan mempelajari cabang-cabang ilmu biomedik seperti ilmu faal, ilmu biokimia, dan imunologi.

Masih di dalam buku biologi sel, mencakup bahasan yang cukup ringkas mengenai berbagai metoda dalam pengkajian sel, susunan morfologi sel, membran plasma, sitoplasma, inti sel, RNA dalam sel eukariotik, kemampuan faali protoplasma, interaksi dan komunikasi antar sel, sel tunggal ke organisme multiseluler, sel tumbuh-tumbuhan.

About the author

Shaza Zahra

Gramedia Literasi