Rekomendasi Novel Fiksi untuk Kenang Perjuangan Rakyat Indonesia

Indonesia dengan berbagai daerah dan sukunya, menjadikan setiap daratan memiliki ide dan pemikiran yang berbeda-beda. Perjuangan tidak berhenti sampai di masa proklamasi, agresi militer, masa orde lama, orde baru, dan lainnya, karena masih banyak pergerakan rakyat Indonesia yang terus berkobar ingin mencapai kemakmuran bersama.

Tumpah ruah perjuangan dan keinginan rakyat untuk bersatu selalu sama. Hal ini menjadi kebanggaan yang harus diharumkan dan dikenang selamanya. Untuk memperingati kenangan perjuangan rakyat Indonesia, Admin akan ajak kamu bernostalgia membaca deretan novel berikut!

Mulai dari novel romantis hingga novel feminisme berbau nasionalis, kamu bisa kenang perjuangan Indonesia mulai dari sini. Simak terus sampai bawah, ya!

Rekomendasi Novel Perjuangan Indonesia

1. Laut Bercerita

Beli di Sini!

Novel Leila S. Chudori yang satu ini tidak bisa kamu lewatkan untuk mengenang masa perjuangan. Novel ini bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

Novel ini membawamu kembali pada masa kelam medio tahun 90 hingga 2000-an, tentang para aktivis reformasi yang berjuang namun dibungkam, dan keluarga yang tak tahu harus mencari keadilan di mana.

Jika ingin baca dalam versi e-book melalu aplikasi Gramedia Digital, bisa cek di sini >>> Laut Bercerita


Baca juga: Novel Laut Bercerita Hadirkan Edisi Hard Cover di Tahun Kelimanya


2. Pulang

Masih belum puas baca buku berbau pergerakan mahasiswa? Kamu wajib baca buku lain karangan Leila yang satu ini. Berkisah tentang gerakan mahasiswa berkecamuk di Paris. Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia, bertemu Vivienne Deveraux, mahasiswa yang ikut demonstrasi melawan pemerintahan Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta yakni Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas.

Beli di Sini!

Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris, Dimas bersama tiga kawannya yaitu Nugroho, Tjai, dan Risjaf, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia dikejar, ditembak, atau menghikang begitu saja dalam perburuan peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari, istri Hananto, yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.

Novel ini bakal membawa kamu mengingat aura perjuangan di Indonesia mulai dari pergerakan mahasiswa, kerusuhan Mei 1998, peristiwa 30 September hingga penggulingan Presiden Indonesia terceritakan dalam fiksi ini.

Jika ingin baca dalam versi e-book melalu aplikasi Gramedia Digital, bisa cek di sini >>> Pulang


Baca juga: Menyelami Sejarah Kelam G30S/PKI lewat 5 Novel Best Seller Ini


3. Notasi

Beli di Sini!

Novel ini mengisahkan permusuhan dua kubu kampus dari mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa teknik elektro yang sekaligus menjadi kisah cinta antara Nino dan Naila. Akan tetapi, kisah cinta mereka tidak sesederhana kisah cinta pada umumnya karena berlatar pada momen krisis ekonomi 1998.

Jutaan mahasiswa yang turun ke jalan mengorbankan nyawa pada peristiwa Mei 1998, dikisahkan kembali pada novel ini. Akan tetapi, dari ikrar mahasiswa yang selalu digaungkan sebagai Sumpah Mahasiswa, yang diingat oleh Naila hanyalah janji Nino untuk pulang kembali.

4. Mei Merah 1998

Beli di Sini!

Selain bernostalgia akan kerasnya perjuangan pada kerusuhan Mei 1998, kamu juga akan membaca sebuah fiksi dalam balutan feminis yang kental melalui novel ini. Di mana seorang perempuan mengalami perjuangan saat dijarah oleh lelaki bedebah yang menghamilinya pada saat kerusuhan.

“Perempuan bukan sampah! Perempuan itu rahim generasi yang membangun bangsa dan negeri megah!”

Begitu ucapan yang dikeraskan dalam buku ini. Di waktu yang bersamaan, kamu akan melihat bagaimana seorang perempuan harus berjuang menggapai keadilan untuk dirinya yang menderita.

Jika ingin baca dalam versi e-book melalu aplikasi Gramedia Digital, bisa cek di sini >>> Mei Merah 1998

5. Bumi Manusia

Beli di Sini!

Tentu novel Pramoedya Ananta Toer yang satu ini juga gak bisa dilewatkan. Bercerita soal pergerakan nasional, kisah cinta, persaingan pribumi dan Belanda, novel ini sangat kental akan perjuangan berat yang harus dijalankan Indonesia semasa penindasan dahulu kala. Dengan latar Indonesia di awal abad ke-20, kamu akan bertemu sosok priyayi Jawa, Minke, yang mendobrak penindasan yang dirasakan pribumi di hadapan kaum Eropa.

Bukan hanya itu, Minke juga berjuang melawan ketidakadilan politik dahulu kala untuk kaum pribumi. Buku ini juga memiliki lanjutannya dari Tetralogi Buru yakni Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

6. Trilogi Soekram

Buku ini merupakan edisi lengkap dari Trilogi Soekram yang sebelumnya diterbitkan dalam 3 buku terpisah oleh sang pujangga Sapardi Djoko Damono, yaitu Pengarang Telah Mati, Pengarang Belum Mati, dan Pengarang Tak Pernah Mati.

Beli di Sini!

Trilogi Soekram merupakan sebuah buku yang mengisahkan tentang Soekram yang loncat keluar dari dunia ceritanya dan menggugat sang pengarang, yakni dirinya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan akan mengapa hidupnya tak bisa ia jalani sendiri sesuka hati namun harus sesuai dengan keinginan pengarang terjabarkan dengan sangat menarik melalui buku ini.

Kegeraman Soekram akan pengarangnya ini berlatarkan kampus, dan peristiwa huru-hara Mei 1998 yang dalam novelnya ini, sang penyair besar membukakan mata pada sebuah hubungan paling kompleks, paling sejati, antara pengarang dan tokoh yang ada dalam tulisannya.

Jika ingin baca dalam versi e-book melalu aplikasi Gramedia Digital, bisa cek di sini >>> Trilogi Soekram

7. Moemie

Beli di Sini!

Gadis blasteran pada zaman dahulu kala memiliki privilage yang besar karena tidak dianggap sebagai pribumi terinjak. Tokoh seperti itu sering muncul dalam novel-novel berlatar Indonesia pada masa penjajahan. Novel ini pun mengisahkan gadis berdarah Indo-Belanda yang memiliki privilage. Moemie memiliki keahlian melihat masa depan, namun sayangnya dia tidak bisa mencegah apapun.

Mulai dari melewati masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda, kemerdekaan 1945, pengakuan kedaulatan 1959, Peristiwa 30 September 1965, sampai Tragedi Mei 1998, dan Bom Bali sudah diprediksinya namun tak bisa ia ubah.

Melalui novel ini kita bisa melihat bahwa sejarah bisa tampak dari dua sudut pandang berbeda, baik dari posisi penjajah maupun yang terjajah. Namun, sudut pandang Moemie benar-benar melengkapi seluruh rangkaian sejarah yang ada. Tentu buku ini gak bisa kamu lewatkan untuk mengenang masa-masa perjuangan Indonesia!

8. Amba

Kisah kasih nan pelik berlatar perjuangan Indonesia juga bisa kamu dapatkan pada novel yang satu ini. Tahun 2006, Amba pergi ke Pulau Buru untuk mencari seorang yang dikasihinya, yang memberinya seorang anak di luar nikah. Laki-laki itu adalah Bhisma, dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur, yang hilang karena ditangkap pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru.

Beli di Sini!

Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tak kembali. Novel berlatar sejarah ini mengisahkan cinta dan hidup Amba, anak seorang guru di sebuah kota kecil Jawa Tengah.

"Aku dibesarkan di Kadipura. Aku tumbuh dalam keluarga pembaca kitab-kitab tua."

Tapi, ia meninggalkan kotanya. Di Kediri, ia bertemu Bhisma. Percintaan mereka terputus dengan tiba-tiba di sekitar Peristiwa G30S di Yogyakarta. Dalam sebuah serbuan, Bhisma hilang selama-lamanya. Baru di Pulau Buru, Amba tahu kenapa Bhisma tak kembali. Temukan jawaban dari misteri ini hanya setelah kamu membaca novelnya!

Jika ingin baca dalam versi e-book melalu aplikasi Gramedia Digital, bisa cek di sini >>> Amba

9. Burung-burung Manyar

Beli di Sini!

Novel ini berlatar pada tahun 1934-1978 di Indonesia, sejak penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, perang kemerdekaan hingga masa Orde Baru. Ada Atik, perempuan berani dan pribadi yang aktif, ia bekerja membantu Sjahrir, seorang perintis dan revolusioner kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, ada juga Teto, sang kekasih Atik yang bergabung dengan Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger atau KNIL, alias Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Kamu akan disuguhkan dinamika hubungan keduanya yang mengaduk emosi, namun juga memperlihatkan gambaran akan lingkungan sosial pada masa itu.

Jika ingin baca dalam versi e-book melalu aplikasi Gramedia Digital, bisa cek di sini >>> Burung-burung Manyar

10. Teh dan Pengkhianat

Beli di Sini!

Berisi 13 cerita pendek yang memperlihatkan kita akan sejarah yang berwarna-warni berlatarkan pada masa kolonial. Penulis ingin menampilkan bahwa sejarah tidak hanya berpusat pada peperangan saja, tapi juga tentang kemanusiaan, adanya kekecewaan fanatisme, dan pengorbanan sampai akhir melawan ketidakadilan.

Ada cerita tentang awal mula sepeda dipakai kaum bumiputra di Hindia-Belanda, sewaktu wabah cacar mengancam sementara transportasi masih terbatas, saat globe masih jadi produk pencerahan budi yang mewah, karena banyak yang merasa bahwa bumi itu datar, dan masih banyak cerita lainnya.

Jika ingin baca dalam versi e-book melalu aplikasi Gramedia Digital, bisa cek di sini >>> Teh dan Pengkhianat


Baca juga: 15 Rekomendasi Novel Terbaik Berlatarkan Kisah Kelam Sejarah Indonesia


Nah, itu dia beberapa novel fiksi dengan latar perjuangan rakyat Indonesia yang bisa menemani hari kamu mengenang sejarah. Jangan sampai kamu lewatkan untuk menambah wawasan dan sudut pandang baru! 🤩

Cek juga berbagai promo menarik dari Gramedia.com di bawah ini agar belanja buku jadi lebih hemat! ⤵️

Temukan Semua Promo Spesial di Sini!


Sumber foto header: Dok. Gramedia Digital

Penulis: Shaza Hanifah