5 Pencapaian Internasional Andrea Hirata yang Bikin Bangga

Hanya segelintir sastrawan Indonesia yang namanya bergaung di kancah internasional. Ada Pramoedya Ananta Toer yang berkali-kali dinominasikan dapat Nobel Sastra hingga Eka Kurniawan yang karyanya diunggulkan di ajang Booker Prize. Di antara nama itu terselip Andrea Hirata. Tahun ini rilis novel barunya, Orang-orang Biasa.

Andrea memulai karier kepenulisannya lewat Laskar Pelangi pada akhir 2005. Novel semi-autobiografis itu berhasil menginspirasi ratusan ribu pembaca bukunya. Jumlahnya berlipat jadi jutaan ketika bukunya difilmkan sineas Riri Riza. Tidak heran, Laskar Pelangi dinovatkan sebagai “salah satu buku paling berpengaruh di Indonesia” oleh salah satu harian di Indonesia.

Namun prestasi Andrea Hirata dan buku-bukunya tak hanya harum di negeri sendiri. Ia juga angkat nama di negeri orang. Rata-rata edisi terjemahan Laskar Pelangi masuk kategori best seller di masing-masing negara. Tidak hanya laris, media setempat juga memuja-muji serta beberapa kali mendapat penghargaan sastra.

Hm, apa saja prestasi internasional sastrawan yang akrab disapa Pakcik ini?
Yuk, kita kulik bareng-bareng. Jangan lupa juga baca ulasan novel barunya Orang-orang Biasa di sini dan beli novelnya di sini.

Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Andrea Hirata official account (@hirataandrea) pada

Novelnya diterjemahkan ke berbagai bahasa

Novel Laskar Pelangi menjadi tiket Andrea Hirata go international. Orang luar negeri tentu juga penasaran ingin tahu novel macam apa yang sukses menginspirasi jutaan rakyat Indonesia. Maka Laskar Pelangi pun diterjemahkan ke bahasa asing.
Edisi bahasa Inggris diterjemahkan Angie Kilbane dan di Amerika diterbitkan Farrar, Straus, and Giroux yang berbasis di New York. Edisi bahasa Inggris juga terbit di Inggris, Kanada, serta Austraia oleh penerbit berbeda.

Hingga kini, Laskar Pelangi telah diterbitkan dalam 25 versi bahasa asing dan beredar di 130 negara. Novel ini menjadi referensi di banyak sekolah, universitas, dan lembaga di luar negeri untuk studi pendidikan, sastra, dan budaya Indonesia.

Meraih penghargaan internasional

Setelah diterbitkan ke berbagai bahasa, Laskar Pelangi rupanya juga mampu memikat pembaca berbagai bangsa, ras, dan budaya berbeda. Ini bukti kisahnya universal meski berlatar Belitung di pojok Sumatera yang mungkin tak pernah mereka dengar sebelumnya.

Yang terpikat bukan hanya publik umum, namun juga para pengamat, pemerhati serta industri perbukuan internasional. Novelnya meraih sejumlah penghargaan. Edisi Amerika meraih pemenang pertama New York Book Festival 2013 kategori General Fiction. Di Jerman, Laskar Pelangi mendapat peringkat pertama Buchawards 2013 untuk edisi Jerman-nya yang berjudul Die Regenbogen Truppe.
Novel tersebut juga terpilih jadi karya berkategori “vintage” oleh penerbit Random House serta jadi novel terfavorit tahun 2014 oleh sastrawan Timur Tengah.

Mendapat beasiswa pendidikan ke luar negeri

Setiap pembaca Laskar Pelangi tahu, ceritanya seputar meraih mimpi kuliah di luar negeri. Mimpi itu terwujud. Ikal kuliah di Universias Sorbonne, di Paris, Prancis. Di dunia nyata, Andrea Hirata kuliah di Sorbonne dan melanjutkan ke Sheffield Hallam University (Inggris) demi meraih gelar master bidang teori ekonomi.

Namun, petualangannya menuntut ilmu tak berhenti meski novelnya sukses besar. Pada 2010, ia mendapat beasiswa pendidikan sastra di IWP (International Writing Program), University of Iowa, AS.

Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Andrea Hirata official account (@hirataandrea) pada

Mendapat gelar Doctor Honoriscausa

Karena novelnya go international, penulisnya juga ikut melambung di kancah sastra dunia. Pada 2015, ia bersanding dengan sineas kawakan Mike Leigh saat meraih gelar Doctor Honoris Causa di bidang sastra dari University of Warwick, Inggris.

Tidak hanya itu, Pemerintah Prancis memberinya penghargaan kebudayaan atas terbitan edisi setempat Laskar Pelangi.

Pintu-pintu terbuka lebar bagi Andrea Hirata sejak Laskar Pelangi kian mendunia. Ia menjadi duta sastra Indonesia bagi publik dunia, duduk sejajar dengan sastrawan dunia peraih Nobel. Pada 2011, cerpen pertamanya “Dry Season” lolos masuk majalah sastra terkemuka Amerika, Washington Squar Review terbitan khusus Winter/Spring 2011.

Selain itu, ia juga terpilih ikut menulis esai di buku Windows on the World: 50 Writers, 50 Views (penerbit Penguin). Andrea menulis esai “View from My Window”. Penulis terkenal lain yang juga menulis di buku itu di antaranya Orhan Pamuk dan Nadine Gordimer.


Sumber foto header: Andrea-hirata.com