“Titik Ba ini mengalir penaka air, tapi memukau dan memesona orang yang selalu gelisah mencari hakikat diri dan realitas.” - Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2005, Guru Besar Ilmu Sejarah UNY. “Buku karya Ahmad Thoha Faz yang merupakan hasil kerja intelektual yang sarat semangat spiritual ini dapat menjadi salah satu guru untuk menemukan spirit tauhid yang seharusnya menjadi kekuatan penggerak setiap individu.” - KH. Dr. Miftah Faridl, Ulama dan Cendekiawan. “Ayat-ayat langit semuanya terangkum ke dalam Titik Ba.” - Ustadz Achmad Zainuddin Shiddiq (1951 2021), Pendiri dan Pengasuh Majelis Talim Manbaul Ulum, Tegal. Buku Titik Ba karya Ahmad Thoha Faz merupakan pedoman pembelajaran dan kehidupan. Dua hal tersebut digabung menjadi satu, utuh tak terbagi, dan sejatinya tidak ada. Oleh karena itu, kebenaran pun seharusnya dapat ditumbuhkan dalam kesadaran yang satu, utuh, dan tidak terbagi. Buku ini berfokus pada pertemuan pendapat, termasuk pertemuan antara agama dan sains. Titik Ba menyadarkan bahwa segala-galanya adalah satu dan tidak mungkin saling kontradiksi, karena berasal dari Tuhan yang satu. Pernyataan tersebut juga dapat diartikan sebagai Tauhid. Penjelesan dalam buku Titik Ba dikemas ke dalam empat bagian, yaitu sang musafir yang rindu pulang, keutuhan simbol-simbol Tuhan, prinsip-prinsip universal untuk membaca simbol-simbol Tuhan, dan ke titik BA dari titik BA.