Gramedia Logo
Product image
Product image
Agus Dwi Prasetyo

Teror Mata Abdi Astina

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Format Buku
Deskripsi
Semua berawal dari Jalan Pandawa. Jaraknya belasan kilometer dari pusat kota. Jalan itu tak terlalu lebar. Pepohonan yang cukup rindang, tumbuh di kedua sisi jalan. Seperti kawasan permukiman yang selalu dijumpai di daerah perkotaan. Jarang ada kendaraan yang melintas, Cenderung lengang. Pada siang hari, saat jam kerja terkadang justru tak ada yang berseliweran. Rumah yang berukuran cukup besar berderet-deret di sepanjang sisi jalan. Semua dipasangi pintu pagar kayu yang tak begitu tinggi, termasuk rumah Sindu. Dinding rumahnya bercat dominan biru. Itu warna kesukaannya sejak kecil. Di depan rumah di seberang jalan tumbuh pohon mangga yang cukup tinggi. Beberapa tanaman hias tampak kurang terawat, dan daun-daunnya mengering terlihat kusam. Sepertinya memang dibiarkan begitu. “Dongeng" yang disajikan dalam buku ini menyerempet fakta, menguak sejarah jihad melawan korupsi seorang anak Negeri Astina yang murni tauhidnya. Yang tinggi integritasnya dan yang baik akhlaknya. Saya "mengunyah" habis novel "Teror Mata Abdi Astina" ini. Sambil berpikir, apakah ada manusia seperti Sindu di Astina itu di Negeriku Indonesia? Bila ada, biarlah kami pinjam dia dan berikan kewenangan lebih kepadanya. Agar bekerja untuk penegak hukum di Indonesia yang telah centang perenang dikuasai bandit politik. Novel ini penting untuk dibaca oleh siapa saja yang ingin menyelami suasana kebatinan perjuangan para pejuang anti korupsi seperti di Negeri Astina.
Detail Buku