Agus Sunyoto
Syaikh Siti Jenar 5 : Suluk Sang Pembaharuan

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Deskripsi
Daya tahan setiap pemikiran, ajaran, aliran, peradaban, ideologi, dan semacamnya sangat ditentukan oleh seberapa besar pemikiran tersebut dapat diterima di tengah masyarakat, penguasa, dan komitmen para pengikutnya dalam menjaga keberlangsungannya. Bila ketiga komponen tersebut tumbuh subur maka akan menemukan masa kejayaan. Sebaliknya, bila ada salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak seiring maka akan mengalami ketersendatan, keterpurukan, bahkan kepunahan. Oleh karena itu, wajar bila sering kali terjadi sebuah pemikiran pada satu zaman masyhur, namun pada zaman yang berbeda mengalami keredupan atau sebaliknya.
Kekacauan yang terjadi di tanah air banyak diopinikan berkaitan dengan soal agama, namun keyakinan saya bergeming: itu hanya buntut persoalan. Persoalan sejatinya ialah ulah pihak berkepentingan (politik/kekuasaan) yang bisanya cuma mengajak Tuhan untuk mendukung kepentingannya, namun tidak ditunjang oleh kemampuannya sendiri.
Demikian, karena kekacauan itu, melihat manusia secara utuh sebagaimana adanya adalah barang luks. Apalagi bila manusia itu merupakan pihak yang kalah oleh kekuasaan. Seberapa banyak orang yang mengetahui sirah, riwayat lengkap kehidupan al-Hallaj, misalnya? Bahkan kisah tokoh kita sendiri, Syaikh Siti Abdul Jalil atau Syaikh Siti Jenar. Banyak di antara kita hanya tahu bahwa wali songo tinari itu telah dihukum mati, sebagaimana al-Hallaj, karena ajarannya dianggap menyimpang. Bagaimana kira-kira wajah sejarah seandainya yang dekat dengan pusat kekuasaan saat itu justru Syaikh Siti Jenar? Apa yang bakal terjadi jika "akidah" penguasa sama dengan Syaikh Siti Jenar?
Buku-buku yang ditulis belakangan tentang "tokoh kontroversial" itu umumnya sekadar menjelaskan sebab musabab kenapa ia dihukum. Orang hampir tak pernah disuguhi riwayat pribadinya sebagai manusia beriman. Untunglah ada Saudara Agus Sunyoto yang menyusun buku tentang tokoh legendaris itu dengan maraji (referensi) yang lain sehingga kita bisa membaca riwayat hidupnya yang hanya kita kenal sebagai "pesakitan" saja.
(KH Ahmad Mustofa Bisri dalam Kata Pengantar)
Secara umum, novel mengenai kisah hidup dan ajaran Syaikh Siti Jenar ini cukup baik dengan gaya bahasa formal namun mudah dipahami, pembawaan ceritanya berbalut tasawuf, tetapi buku ini tetap terasa magical dan membawa pembaca menyelami sejarah Syaikh Siti Jenar yang tercoreng namanya hingga sekarang.
Novel ini juga sarat akan makna hidup dan mati yang dibungkus dalam kemasan "Tauhid" namun tidak mengungkap secara mendalam syariat dalam agama. Diceritakan bagaimana Syaikh Siti Jenar menyebarkan agama Islam dengan versinya sendiri di Pulau Jawa hingga bagaimana ia memaknai kematian ketika maut menjemput.
Detail
Penulis : Agus Sunyoto
ISBN : 9786024410148
Penerbit : Al-Mizan
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Halaman : 324 halaman
Berat : 250 Gram
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13 x 20 Cm
Kategori : Novel
Bahasa : Bahasa Indonesia
Genre : Religion
Baca Selengkapnya
Detail Buku