Gramedia Logo
Product image
Aniqotuz Z

Surat untuk Raka

Format Buku
Deskripsi
Pintu kamar Raka diketuk berulang-ulang. Membuat Raka mendengus kesal karena kegiatan tidur siangnya terganggu. Dengan menguap, ia bangkit dari kasur. Tangan kanannya menggaruk lehernya yang terasa gatal. Lalu tangan kirinya membuka pintu kamarnya dan mendapati Mas Abdul, penjaga kost, tengah berdiri di depan pintu dengan senyum ramah seperti biasa. "Bangun tidur ya, Mas?" tanya Mas Abdul ketika melihat penampilan Raka yang terlihat berantakan. Rambut Raka yang biasanya terlihat rapi kini mencuat ke mana-mana. Iya, Mas. Ada apa?" tanya Raka seraya mengucek matanya yang masih sulit terbuka. Mas Abdul menyerahkan amplop cokelat kepada Raka. "Ada surat buat Mas Raka." Raka mengamati amplop yang sekarang sudah di tangannya dengan ekspresi bingung. "Dari siapa, Mas?" "Tidak tahu, tadi diantar sama kurir." Raka hanya mengangguk dan membaca pengirim surat tersebut. Sesha Lutha. Nama tersebut terlihat sangat asing untuk Raka. Bahkan sepertinya cowok tersebut tidak kenal dengan nama itu. "Makasih, Mas," kata Raka. Setelah Mas Abdul pergi, cowok itu menutup pintu kamarnya. Amplop itu masih dipegangnya ketika ia kembali ke kasur. la ingin sekali kembali tidur dan meneruskan mimpi indah yang tadi sempat menghinggapinya. Tapi nama yang tertulis di amplop itu membuatnya penasaran setengah mati. Sesha Lutha. Alamat pengirim Jakarta. Raka tidak punya teman atau kerabat dari Jakarta. Tanpa pikir panjang Raka langsung membuka amplop tersebut. "Makasih, Mas," kata Raka. Setelah Mas Abdul pergi, cowok itu menutup pintu kamarnya. Amplop itu masih dipegangnya ketika ia kembali ke kasur. la ingin sekali kembali tidur dan meneruskan mimpi indah yang tadi sempat menghinggapinya. Tapi nama yang tertulis di amplop itu membuatnya penasaran setengah mati. Alamat pengirim Jakarta. Raka tidak punya teman atau kerabat dari Jakarta. Tanpa pikir panjang Raka langsung membuka amplop tersebut. la merogoh ke dalam amplop dan ditemukannya sebuah kertas dengan sebaris tulisan yang membuatnya mengernyit bingung. Dengan ini gue nyatain kita putus. "Lah, diputusin. Memangnya kapan aku punya pacar?"
Detail Buku