Pada umumnya semua orang di dunia mendambakan hidup senang dan bahagia, tidak terkecuali mereka yang miskin atau kaya, mereka yang berpendidikan atau tidak berpendidikan, mereka yang tua atau mereka para pemuda, mereka yang tinggal di desa maupun di perkotaan sekalipun akan selalu mengusahakan bagaimana agar hidup mereka sejahtera lahir dan batin. Namun untuk mencapai suatu kebahagiaan tidak semudah yang kita pikirkan dan ucapkan. Dalam kenyataan hidup ini manusia dilingkari oleh berbagai persoalan hidup, seperti kemiskinan, penyakit, peperangan dan lain sebagainya. Ada yang berpandangan bahwa untuk bisa berbahagia maka harus dapat mengumpulkan ini dan itu dalam kehidupan. Seseorang dalam pemahaman kristen, hanya disebut berbahagia jika ia diberkati oleh Tuhan. Dalam buku ini, Heidi Baker membuat para pembaca melihat sekilas tentang ketergantungan total dan komunitas Kristen yang autentik dengan cara mencermati Ucapan Bahagia Kristus (Mat. 5:1-12). Di Negara Mozambik yang diporak-porandakan oleh perang dan dicekik kemiskinan, Heidi dan suaminya mengalami penyediaan Allah secara ajaib dan menyaksikan perubahan hati orang-orang yang terjebak dalam situasi antara hidup dan mati. Buku ini menceritakan kisah misi mereka yang penuh mukjizat dan penyertaan Tuhan. Para pembaca akan menemukan realitas Kerajaan Allah di Bumi ini. Buku ini dikhususkan bagi mereka yang menanyakan apakah kita benar-benar dapat menjalani hidup dalam kasih yang radikal, apakah ucapan Bahagia Kristus masih relevan untuk diterapkan pada dunia masa kini, dan bagaimana kita harus mengikuti Yesus.