Mas Marco Kartodikromo
Student Hidjo Edisi Terbaru

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Deskripsi
Perjuangan masyarakat pribumi Indonesia untuk bisa mendapatkan pendidikan layak selama masa penjajahan Belanda sangatlah rumit. Tidak semua kalangan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk menerima pendidikan. Hal ini tidak lain terjadi akibat Belanda yang ingin memastikan bahwa Indonesia memiliki minim tokoh berpendidikan yang kemudian bisa berpotensi menjadi penggerak perlawanan terhadap mereka.
Sehingga, pada masa itu kisah-kisah hidup seseorang yang mampu mendapatkan pendidikan sangat dikagumi oleh sebagian besar orang. Kehadiran buku novel Student Hidjo pada kala itu dapat menarik banyak perhatian orang hingga mampu diterbitkan dalam bentuk serial di Sinar Hindia dan dalam bentuk buku seperti saat ini.
Buku novel ini mengisahkan perjalanan pendidikan era penjajahan yang sekaligus diselimuti dengan hangat dan peliknya kisah romansa beda budaya. Dalam novel ini disampaikan dengan jelas ketimpangan atas budaya barat dan budaya jawa yang cenderung sulit untuk saling melengkapi. Di tulis dengan bahasa Melayu, campuran kisah pendidikan, romansa, budaya, dan emosi dalam novel ini sangat apik hingga mampu mempopulerkan istilah ‘saya’ sebagai kata tunjuk sudut pandang orang pertama.
Informasi lain:
Cover: Soft Cover
Genre: Novel, Sejarah, Romansa, Pendidikan, Budaya.
Detail
Penulis: Marco Kartodikromo
Jumlah Halaman: 140
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Narasi
Dimensi: 13 x 21 cm
Tanggal Terbit: 11 Juli 2010
Berat: 0.15 kg
ISBN: 9789791685573
Novel ini menggambarkan budaya pemuda baru Indonesia yang mengadopsi budaya dan bahasa Barat. Elemen tersebut dianggap Kartodikromo sebagai simile tambahan. Nilai-nilai budaya Jawa tradisional dan budaya Belanda diperbandingkan dan Kartodikromo berpendapat bahwa keduanya tidak bisa saling melengkapi. Nilai tersebut meliputi cinta yang digambarkan di novel ini sebagai sesuatu yang hanya bisa ditemukan oleh orang-orang berpendidikan Belanda, sedangkan orang tradisional melihat pernikahan sebagai jalan mencapai mobilitas sosial.
Baca Selengkapnya
Detail Buku