Gramedia Logo
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Product image
Salman Aristo

Sesiung Setia, Sejumput Cemburu

free shipping logo

Bebas Ongkir, Rp0.

Pilih toko terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” saat checkout.

Format Buku
Deskripsi
Ternyata bisa jatuh cinta lagi setelah jatuh cinta. Buktinya: kamu Yang datang seperti puisi di halaman terakhir buku harian yang kukira sudah selesai— tiba-tiba ada catatan kaki Mengingatmu lebih dari yang seharusnya, seperti alarm yang tak kumatikan karena tak ingin bangun dari mimpi— padahal baterainya hampir habis. Ternyata bisa mencintai tanpa bertanya, seperti bantal yang setia menampung segala kepala— bahkan yang tak ingin tidur. Sesiung Setia, Sejumput Cemburu, kumpulan sajak kedua Salman Aristo, mendedahkan hal-hal sederhana, kecil, tapi betapa berharga dalam hidup berkeluarga. Sajak-sajak dalam buku ini seolah menjadi atau melampaui surat cinta dari seorang bapak kepada keluarganya. “Bapak-bapak” yang kini telah berubah makna, tidak lagi hanya pergi bekerja di pagi hari, dan pulang di larut malam hari. Di setiap sajaknya, kita melihat “bapak-bapak” dalam arti dan perasaan yang baru, bukan sekadar ada dalam wujud, tapi juga ada dalam rasa. Tentang Penulis: SALMAN ARISTO mengawali karier kepenulisan di majalah MTV Trax sebagai jurnalis musik dan film, lalu menjadi penulis skenario degil generasi pembuat film Indonesia pasca-Reformasi 1998. Ia menulis untuk sutradara seperti Hanung Bramantyo, Riri Riza, Ifa Isfansyah dalam film-film laris seperti Laskar Pelangi, Ayat-Ayat Cinta, Sang Penari, hingga Bumi Manusia–adaptasi dari mahakarya Pramoedya Ananta Toer. Salman juga menjadi sutradara Jakarta Hati dan Jakarta Maghrib, dua omnibus film pendek yang menggali dunia urban sekaligus jelajah tuturan visual dalam bentuk film omnibus. Tapi, mungkin karena pengaruh dari Chairil Anwar, Asrul Sani, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, dan Goenawan Mohamad yang kuat, Salman juga aktif menulis prosa dan puisi. Kumpulan puisinya, Puisi Pendek Biar Rindu Panjang diterbitkan bersama Storial.co pada 2020. Buku puisi terbarunya, Film Bisa Dieja, berisi bab “Delapan Depa Dari Layar” dan “Premis Hujan” diterbitkan Edraflo pada 2024.
Detail Buku
    customer sercive