Niat baik Sersan Grung-Grung membantu seorang yang baru ditemui di toko ternyata berujung petaka. Tidak hanya gagal liburan bersama keenam sahabat kecilnya, Sersan GrungGrung dijebak mengantar benda hasil rampokan. Raka, Samsul, Argo, dan Ninung disandera komplotan perampok serakah. Sekali lagi, Sersan Grung-Grung serta keenam sahabat kecilnya terlibat dalam aksi heroik. Apakah mereka akan berhasil mengelabui komplotan perampok itu? Saatnya berkenalan kembali dengan karya sastra semasa kecil dari penulis-penulis ternama Indonesia. Suasana klasik yang dipertahankan akan membawa kita kembali ke masa ketika karya ini sedang berjaya. Profil Penulis: DWIANTO SETYAWAN (1949-2024) adalah penulis kelahiran Batu, Jawa Timur. Si Rejeki (1974) menjadi buku cerita anak pertama yang mengawali kiprahnya di perbukuan anak. Serial Sersan Grung-Grung yang mulai terbit pada 1979 hanya satu dari beberapa pustaka detektif yang populer di kalangan anak dan praremaja. Cerita “Tanah Sang Raksasa” mendapat penghargaan Adikarya Ikapi 2000. Tidak hanya menulis fiksi, gagasan Dwianto tentang perbukuan anak tersaji dalam esai-esai di harian Kompas, terutama di masa 1980-1990an. Di masa yang sama, ia membentuk DS Group yang mewadahi ilustrator dan komikus. Dari wadah ini, terbit komik Dulken, Alit Kencana, Kapten Surya. Dwianto juga pernah mengasuh tabloid anak-anak Hoplaa (Surabaya) dan memberi ceramah keliling tentang penulisan untuk pelajar di pelbagai kota. Pada 2024, Dwianto dianugerahi penghargaan “Tokoh Sastra Anak” oleh Pemkot Malang, Ikapi Kota Malang, Saung Kanak, dan Gramedia.