Djokolelono
Seri Klasik Semasa Kecil: Astrid Rumah Pohon

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Format Buku
Deskripsi
Awalnya, semua anak kelas enam membenci Anto. Anak yang paling pintar matematika itu memang cuek, angkuh, dan enggan berteman. Anto tidak memerlukan kawan maupun persahabatan. Namun, Astrid akhirnya tahu bahwa Anto si anak genius itu punya kelemahan. Anto rapuh dan dianggap tidak berharga oleh ayahnya sendiri. Bahkan, Anto harus menyembunyikan hal yang amat disukainya demi ekspektasi tinggi ayahnya. Bentrok antara ambisi sang ayah dan keinginan sang anak tak terhindarkan. Meledak bagaikan bom! Astrid pun terkena serpihannya.
Prolog:
Setelah Astrid dan Bandit kami pilih sebagai buku pertama yang diterbitkan kembali dari sembilan buku di seri Astrid, rasanya tidak mudah memutuskan dua buku lagi untuk diterbitkan bersama dalam “Seri Klasik Semasa Kecil”. Buku Astrid dan Bandit bukan hanya terkenang dan populer karena menjadi yang pertama. Nuansa aksi yang melibatkan mafia internasional dan Interpol begitu menonjol dan heboh. Buku Astrid di Palungloro serta Astrid: Rumah Pohon bukan jenis cerita aksi yang badas seperti itu. Djokolelono sendiri mengakui paling “favorit bahasanya” untuk Astrid di Palungloro. Sedang buku Astrid: Rumah Pohon disebutnya dengan frasa “paling dramatis hatinya”.
Selling Point:
- Djokolelono sudah punya nama di dunia literasi.
- Seri Astrid sudah dikenal.
- Rangkaian dari Seri Klasik Semasa Kecil.
Profil Penulis:
Djokolelono adalah penulis yang telah menghiasi khazanah kesusastraan Indonesia sejak lama. Tulisannya telah menghiasi fantasi banyak pembaca lintas usia. Astrid: Rumah Pohon hanyalah satu dari sekian banyak karyanya yang melegenda. Ia dikenal baik sebagai penulis serial Astrid, serial aksi petualangan yang masyhur pada era 1980-an, yang juga diterbitkan kembali dalam Seri Klasik Semasa Kecil ini.
Di samping itu, ia juga banyak menerjemahkan karya penulis internasional dan membawanya ke hadapan pembaca Indonesia. Kini, Djokolelono membaktikan seluruh waktunya untuk menulis, setelah sekian tahun bergelut di dunia periklanan.
Baca Selengkapnya
Detail Buku