Untuk hidup bersama-sama dengan orang lain, kita perlu mau dan mampu sehati sepikir. artinya seperasaan dan sepikiran. Akan tetapi dalam praktiknya itu susah. Lalu kita dipanggil untuk “sehati sepikir dalam Tuhan”. Wah itu lebih susah lagi. Apa maksudnya? Buku Seri Selamat Sehatri ke-24 ini mengajak kita mencari pegangan untuk belajar hidup sehati-sepikir dalam Kristus. Sejak tahun 60-an saya mengenal Andar Ismail yang karya tulisannya termasuk khotbahnya, punya ciri khas, yaitu berguna, padat, dan mudah dicerna. Ini tulisanya mengenai kehidupan sehari-hari yang dilampiaskan dengan cara diceritakan dna ditopang oleh literatur yang luas dan berbobot. Karya tulisannya tidak mengurus atau menasehati, tetapi mendorong kita ikut merasakan dan memikirkannya. Sebagai seorang psikolog, saya meyakini bahwa karya tulis seseorang sadar atau tidak, merupakan ungkapan dari kepribadiannya. —Singgih D. Gunarsa. Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Seri lainnya Selamat Sehati: 33 Renungan tentang Sehati Sepikir Selamat Berpadu: 33 Renungan tentang Perbedaan Selamat Manusia: 33 Renungan tentang Kualitas Hidup Selamat Bercinta: 33 Renungan tentang Komitmen Selamat Berhikmat: 33 Renungan tentang Belajar Bijak Selamat Berguna: 33 Renungan tentang Aktualisasi Diri Selamat Mengindonesia: 33 Renungan tentang Kebinekaan Detail Buku Judul: Selamat Sehati: 33 Renungan tentang Sehati Sepikir Penulis: Andar Ismail Jumlah Halaman: 146 hlm Tahun Terbit: 4 September 2013 Penerbit: Bpk ISBN: 9786022311041 Bahasa: Indonesia Berat Buku: 0,156 kg Dimensi Buku: 14 x 21 cm