Hai kamu, apa kabar? Apa kamu baik-baik di situ? Jawab jujur ya. Bagaimanapun juga, kamu tetap manusia, sama sepertiku. Kamu bukan rautan pensil, pewangi ruangan atau bahkan kipas angin di pojok ruangan yang bisanya cuma menoleh kanan dan menoleh ke kiri. Kamu tetap manusia biasa, wajar kalau kamu punya rasa untuk diungkapkan. Wajar sekali kamu punya keluh kesah untuk disampaikan. Juga sangat wajar kalau kamu merasa kelelahan dalam menjalani kehidupanmu sendiri. Kamu wajar dengan semua perasaan dan keputusanmu, kecuali satu, yaitu menyerah. Usahakan untuk tidak menyerah walau kamu sedang sangat sangat putus asa. Jangan sampai kamu patahkan masa depanmu, hanya karena putus asa ini. Hidup ini memang melelahkan, baik itu beban hidupnya, drama-dramanya dan lain sebagainya. Namun seberapa pun melelahkannya beban hidup yang kita rasakan, tetap saja kurang bijaksana rasanya kalau kita terlalu cepat menyerah. Kurang bijaksana rasanya jika kita tidak memaksimalkan berkah yang sudah Allah berikan kepada kita. Dalam surah Az-Zumar ayat 53, Allah Swt. telah berfirman, katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah Kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Meskipun terkadang kita harus mengakui kemampuan kita sendiri, tapi tetap saja tidak wajar bagi kamu untuk menyerah. Setidaknya, kamu harus bisa memaksimalkan usahamu sendiri. Kamu harus menunjukkan bahwa kamu punya usaha untuk meraih titik yang sudah kamu tentukan. Tentunya dalam hal ini, kamu tidak boleh asal asalan dalam membuat sebuah titik. Kamu harus berpikir dengan logika agar titik yang kamu capai tersebut dapat diwujudkan. Jika kamu sembarangan dalam membuat titik, maka itu sama saja dengan memasukkan diri ke dalam sebuah jurang. Tahu Terbit : Cetakan Pertama, Agustus 2023