Sudah menjadi takdir manusia memiliki perasaan yang lembut. Perasaan tersebut menjadi nalar manusia untuk menjadi pribadi yang baik. Perasaan menimbang mana keburukan mana kebaikan kemudian memfilternya dalam perilaku dan ucapan menjadi perbuatan dan perkataan yang baik. Pertimbangan yang buruk dibuang ke “tempat sampah” dan tidak pernah dikeluarkan dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Akan tetapi, karena kelembutan perasaan itu maka kerap juga tidak mampu menjaga dirinya dari goresan goresan kasar, baik dari perkataan maupun perbuatan orang lain. Goresan-goresan kasar itulah yang pada akhirnya menimbulkan luka hati. Luka yang amat menyakitkan dan terasa sulit untuk diobati. Kadar kemampuan perasaan orang per orang sangat berbeda satu dengan lainnya. Luka hati bisa saja amat menyakitkan dan melumpuhkan kehidupan seseorang. Namun, luka hati juga bisa diterima sebagai konsekuensi pergaulan atau hubungan dengan orang lain yang berbeda-beda sudut pandang, perbuatan, dan perkataannya. Buku ini secara umum menyajikan berbagai perspektif luka hati untuk kita kenali dan pahami bersama agar tidak menjadi duka sepanjang hidup kita. Di buku ini secara detail membahas bagaimana menghadapi goresan-goresan kasar dan menerimanya sebagai konsekuensi hidup bersosial. Dibahas pula bagaimana menyembuhkan hati yang terlanjur terluka dengan pengobatan-pengobatan mandiri. Buku ini memotivasi siapa saja yang terluka hatinya untuk terus bergerak agar tidak mati dalam duka yang kelam. Semoga kehadiran buku ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadikan kita sebagai pribadi yang tangguh, sukses, dan bahagia.