Sejauh yang aku pahami, aku ini seorang -Pria. Lelaki. Cowok. Pejantan. Boy. Man. Gentleman. Pokoknya, sebutan apa pun itu untuk manusia yang punya jakun dan... ya, itulah, nah... itulah aku. Aku juga merasa bahwa sejauh ini, aku masih menyukai perempuan. Wanita. Cewek. Girl. Woman. Lady. Akan tetapi, orang-orang mengataiku banci, karena fitur wajahku lebih ayu daripada tampan. Selain itu, juga aku senang menyanyi dan menari. Kamu tahu nggak ? Rupanya banyak hal yang sampai sekarang belum kita ketahui. Seperti saat ini, setiap manusia pasti mempunyai perspektif masing-masing dalam menilai manusia lain. Kenapa begitu ya? Ya, biasalah. Semua bermula dari pencapaian setiap manusia yang juga berbeda-beda. Maka, timbullah sebuah rasa iri. Tidak heran semisal penggambaran laki-laki ya harus maskulin meski memiliki suara yang bagus untuk bernyanyi dan bisa menari. Yang tidak sesuai dengan kelaziman akan selalu dipandang sebelah mata. Begitu juga dengan perempuan yang digambarkan harus ayu dan memakai rok. Kita selalu iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Seperti pepatah, rumput tetangga akan selalu lebih hijau. Namun, apa iya selalu begitu? Bagaimana jika rumput tetangga ternyata lebih tidak sedap dipandang dibandingkan rumput kita sendiri? Temukan 50 kisah seru penuh hikmah tentang bagaimana mengontrol rasa-rasa yang sering muncul di kehidupan kita.