Kebahagiaan merupakan salah satu kondisi yang didambakan oleh setiap manusia sepanjang masa. Tapi mengapa banyak orang yang mencari kebahagiaan, tidak kunjung memperolehnya? Bagi sebagian orang yang sudah bergelimang harta, kekuasaan dan kesenangan dunia, tidak juga serta merta merasa bahagia. Bahkan bagi yang meyakini kebahagiaan akan dicapai dengan menikahi orang yang dicintai, bisa juga berakhir dalam kubangan kepedihan. Seorang ulama yang dijuluki Hujjatul Islam jauh-jauh hari telah meramu untuk kita sebuah resep bahagia. Dalam kumpulan risalahnya ini, Imam al-Ghazali (1058-1111 M) memaparkan bagaimana seharusnya cara kita menggapai kebahagiaan yang hakiki. Pertama, tentu saja dengan tidak sekadar mengejar kebahagiaan material saja. Yang kedua dan seterusnya, pelajari saja Resep Bahagia karya al-Ghazali ini. Buku ini berisi delapan risalah karya Imam al-Ghazali yang semuanya menunjukkan pada kita jalan dan prinsip yang harus dipegang oleh seorang hamba yang ingin tenang dan bahagia. Setidaknya, menurut beliau, ada dua tahap kebahagiaan yang harus dilalui: Mengenal diri sendiri dan puncaknya adalah mengenal Allah swt. Dua tahapan ini yang akan membawa manusia mencapai puncak kebahagiaannya. Dalam pandangan Imam Al-Ghazali kebahagiaan seorang hamba adalah ia berhasil mencapai ma'rifatullah atau mengenal Allah Swt. Imam Al-Ghazali memandang bahwa kebahagiaan tiap-tiap sesuatu ialah bila rasa nikmat atau kesenangan dan kelezatannya dan kelezatan itu adalah menurut tabiat kejadian masing-masing. Jadi kelezatan ini adalah menyaksikan suatu obyek yang indah, kenikmatan yang dapat didengar dan yang merujuk pada kekuatan indra manusia.