Riley menyetir mobil ibunya tanpa izin untuk menonton pertunjukan drama musikal bersama sahabatnya, padahal dia tidak punya SIM. Gara-gara itu dia dihukum bekerja di toko game ayahnya. Belum lagi mantan pacarnya bertingkah seolah-olah Riley akan kesulitan cari pacar baru. Karena kesal, Riley berbohong dan bilang dia pacaran dengan Nathan, cowok gamer menyebalkan yang juga bekerja di toko game. Awalnya Nathan keberatan, tapi Riley berjanji akan membantunya membuat cewek yang disukai Nathan cemburu dan makin memperhatikannya. Di tengah kesibukannya bekerja di toko, berusaha mengembalikan pentas drama musikal ke program sekolah, serta main D&D dengan teman-teman Nathan, Riley jadi menyadari bahwa aktingnya menyukai Nathan mungkin bukan sekadar akting. Prolog: Dari semua hukuman yang bisa dipilih orangtuaku, aku tidak percaya mereka memilih yang satu ini. ”Riley,” kata Mom dari kursi pengemudi SUV kami. ”Aku tidak ingin melihatmu merajuk hari ini. Kau sendiri yang cari gara-gara, dan salah satu kesepakatannya adalah kau harus bersikap baik.” Aku melesak lebih dalam ke kursiku, ingatan tentang aku dan sahabatku, Hoshiko, di kursi mobil ini masih kuat di benakku. Baru beberapa hari lalu kami memutar keras-keras rekaman Waitress yang dipersembahkan pemeran Broadway aslinya. Kami tertawa-tawa dan berdebat apakah para aktor akan keluar untuk memberikan tanda tangan sehabis pertunjukan. Selling Point: Novel romance remaja gemas, fake dating, theatre nerd, dan gamer.