Performance Based Contract/PBC atau kontrak berbasis kinerja merupakan bagian dari tren inovasi yang berkembang dalam akuisisi barang/jasa. Meski aturan yang mengaturnya belum lengkap, PBC bukanlah hal yang relatif baru di Indonesia. Tentu saja, berbeda dengan kontrak yang saat ini tidak digunakan dalam pengadaan barang/jasa yang sebenarnya, PBC merupakan jenis kontrak yang memiliki ciri khas tersendiri, berkaitan dengan aspek pencapaian kinerja rumah, penyediaan barang/jasa, aspeknya meliputi penghormatan terhadap kualitas, kuantitas dan akurasi. Misi PBC ini tidak hanya untuk mengembangkan standar kinerja di antara pemasok barang/jasa, tetapi juga untuk memastikan bahwa tujuan pengadaan terpenuhi seefisien dan seefektif mungkin. Pelaksanaan kontrak berbasis kinerja ini dapat meningkatkan hubungan kerja antara pemerintah dan pemasok barang/jasa menjadi lebih baik dari yang telah ditentukan sebelumnya dalam pengaturan kontrak tradisional, sistem dan kualitas layanan akan lebih tinggi karena hubungan yang berkelanjutan. Menggunakan PBC dapat mengarah pada pengurangan biaya melalui rencana yang terorganisir dengan baik, staf yang berpengetahuan, vendor yang mengadopsi teknologi canggih, dan banyak lagi. Dengan menerapkan kontrak berbasis kinerja ini, nilai produk terbaik sering dirayakan sebagai tujuan agar pembelian barang/jasa dapat lebih mudah dicapai dan kinerjanya diukur oleh pemasok. Selain itu, dengan menerapkan standar kinerja yang jelas dan terukur dalam kontrak, dimungkinkan untuk mengurangi anomali kinerja pengadaan barang/jasa yang sering terjadi.