Sayyidatul Imamah
Penyap

Bebas Ongkir, Rp0.
Pilih toko terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” saat checkout.
Deskripsi
Bagi Leo Sebastian, hidup adalah lorong-lorong gelap berliku. Di dalamnya, ia tersaruk-saruk sendirian. Leo keliru. Di dalam kegelapan itu, ia bertemu Anasera. Gadis itu mengisi kekosongan yang selama ini menguasai Leo.
Bagi Anasera, hari esok adalah sebuah dinding tebal. Ia tidak bisa melihat apa pun di balik tembok itu. Namun, berkat Leo, Anasera mulai berani mengirimkan mimpi-mimpinya ke masa depan.
Sejak pertemuan mereka di rel kereta api saat itu, pelan-pelan cahaya mulai terkuak. Leo tersenyum dengan keyakinan bahwa hidup tidaklah sekosong itu dan bersama Leo, Anasera merasa hidupnya berharga. Namun, ketika mereka pikir semuanya akan baik-baik saja, sesuatu terjadi.
Novel ini berkisah tentang dua tokoh remaja dengan problemnya masing-masing. Annasera atau Anna, seorang pengidap leukemia dan Leo Sebastian, seorang pengidap mental illness akibat keluarga yang berantakan, orang tua yang pecandu narkoba dan ayah tiri yang kerap memukulnya.
Berkali-kali Anna mengalami down saat penyakitnya kambuh, begitu pula halnya Leo yang berulang kali tergoda ingin bunuh diri saat kesulitan hidup terasa begitu menyiksanya.
Kedua tokoh ini, lalu ditakdirkan untuk bertemu, menjadi akrab, saling menyukai, dan hubungan mereka yang kian berkembang kemudian menjadi inspirasi bagi satu sama lain.
Di dalam novel ini juga ada Nora, kakak dari Anna yang juga mengalami tekanan psikis tak kurang beratnya, dan cerita tentangnya lebih banyak dituangkan dalam bentuk catatan hariannya.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anna dan Leo? Mampukah mereka bertahan menghadapi ujian hidup di usia yang semestinya bertabur keceriaan? Lalu, bagaimana pula dengan nasib Nora?
Baca Selengkapnya
Detail Buku