Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori oleh para tokoh Psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan menekankan pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Pendukung utama pembelajaran terpadu muncul dari kalangan konstruktivisme, seperti Vygotsky. Kalangan ini menganjurkan dengan kuat bahwa seseorang belajar secara aktif membangun kebermaknaan dari pengalaman pengalaman yang diperolehnya secara melekat. Kalangan konstruktivis juga menganjurkan bahwa pembentukan pengetahuan dan keterampilan seseorang terjadi secara dinamis dan tergantung dengan pembuatan kaitan, merasakan pola pola, keterhubungan keterhubungan,dari pengalaman yang dilaluinya. Tentang Penulis Ngalimun, S. Pd., M. Pd., M.I.Kom, dilahirkan di Terusan Karya sebuah desa kecil di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Pendidikan tinggi beliau diawali para program D/II PGMI di STAI Darussalam Martapura. Setelah lulus beliau melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Achmad Yani Banjarmasin, S2 Ilmu Pendidikan Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pendidikan selanjutnya beliau tempuh pada S2 Ilmu Komunikasi Universitas Islam Kalimantan. Beliau sekarang bertugas sebagai Dosen di IAIN Palangka Raya. Sebelum di IAIN Palangka Raya, beliau juga pernah bekerja sebagai Dosen Luar Biasa POLTEKKES Kemenkes Banjarmasin (2012-2014) dan Dosen Luar Biasa STIKES Husada Borneo Banjarbaru (2012-2014). Selain mengajar, beliau juga aktif membina kelompok belajar yang didirikannya dengan nama MASCA Study Club Martapura sampai sekarang.