Sastra Jawa dapat dibagi menjadi dua kategori berbeda. Kategori pertama yaitu yang ditulis dalam bentuk prosa atau puisi. Dalam bentuk prosa biasanya disebut sebagai gancaran dan dalam bentuk puisi biasa disebut dengan istilah tembang. Sebagian besar karya sastra jawa ditulis dalam bentuk tembang atau puisi, mulai dari awal bahkan sampai saat ini. Sastra jawa lama diwariskan dalam dua bentuk berbeda yaitu manuskrip dan prasasti. Manuskrip-manuskrip yang memuat teks Jawa Lama memiliki jumlah hingga ribuan, sementara prasasti-prasasti terdapat puluhan hingga ratusan jumlahnya. Buku Panji Angreni: Keberpautan Kelisanan dengan Keberaksaraan ini menyajikan "cara membaca" teks-teks sastra lama Jawa dengan contoh kasus Panji Angreni, suatu karya sastra yang disajikan pada akhir abad ke-18 dari suatu teks yang diperkirakan ditulis pada akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. Hasil penelitian yang semula merupakan disertasi itu membuktikan bahwa membaca teks-teks lama Jawa sejenis cerita Panji harus memahami tradisi kelisanan. Panji Angreni, yang lahir pada masa secondary orality dan masa cherographic ditulis dengan dasar berpikir kelisanan mnemonics. Di samping itu Panji Angreni dibingkai dengan puisi tradisional macapat dan memiliki hubungan dekat dengan pergelaran wayang. Oleh karena itu, mau tidak mau, untuk membaca dan memahaminya pembaca harus memahami ketiga hal tersebut yaitu cara berpikir mnemonics, macapat, dan pergelaran wayang. Judul: Panji Angreni: Keberpautan Kelisanan dengan Keberaksaraan Halaman: 177 halaman Penerbit: Buku Pop Tanggal Terbit: 5 Agustus 2017 Berat: 0.215 kg ISBN: 9789791012591 Dimensi: 23x16 cm Bahasa: Indonesia