Kurnia Effendi
Pangeran dari Timur

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Deskripsi
“Tuan Syamsudin, aku sedang bicara tentang sebuah masa depan. Negara yang lepas seratus persen dari penjajahan. Negara mandiri yang dikelola kaum bumiputra dan diperoleh bukan dari belas kasihan. Yakinlah, kemerdekaan hasil pemberian tentunya akan penuh dengan syarat yang menguntungkan para kolonialis. Beda dengan kemerdekaan yang diupayakan sendiri. Direbut, kalau perlu.”
Pangeran dari Timur menceritakan tentang Raden Saleh, pelukis ternama Indonesia yang sosoknya penuh kontroversi. Di satu sisi dia dianggap sebagai pelukis priyayi dan prokolonialisme, tetapi disisi lain dia juga turut membangun sejarah seni rupa di Indonesia. aden Saleh, keponakan seorang bupati, mengecap kehidupan yang sangat nyaman dan bergelimang kemewahan di Eropa dengan dibiayai oleh Negeri Belanda. Selang satu abad, kalangan ningrat yang diistimewakan terutama dari kalangan intelektual; wartawan, arsitek, kurator, dan profesi sejenis yang kiprahnya bisa dimanfaatkan oleh bangsa Belanda.
Sedangkan disisi lain, ada Syafe'i yang merupakan anggota PKI dan memegang teguh cita-cita merdeka. Ada Syamsudin, seorang priyayi yang memilih bermain aman dengan bekerja sama pada Belanda. Lalu ada Ratna Juwita, seorang gadis bumiputera dengan privilege Eropa yang berada di antara kedua pemuda itu. Cerita tentang ketiganya bergulir dari tahun 1926 hingga 1953, melibatkan Boven Digul dan peristiwa Bandung lautan api dengan beberapa kali menyinggung soal lukisan Raden Saleh. Ho Pit Liong, seorang Tionghoa miskin yang kisah hidupnya terlalu singkat diceritakan. Atau tentang Keris Naga Siluman. Dan juga tentang Ki Basah Kolot yang begitu mirip dengan Raden Saleh.
Baca Selengkapnya
Detail Buku