Friedrich Nietzsche
Nietzsche Zarathustra

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Deskripsi
Deskripsi Buku
Buku ini dibawakan dengan gaya pemaparannya yang cenderung eksperimental dalam menarasikan cerita (dengan gaya bahasa yang tampak berasal dari era-era nabi atau filsuf Yunani).
Dua, karena konten buku ini yang terbilang 'kejam' karena mengatakan bahwa "Tuhan sudah mati!" -- kerajaan surgawi telah runtuh, saatnya beralih ke dunia tempat para manusia, tidak ada lagi hal yang pantas diperjuangkan oleh peradaban selain itu.
Tokoh sentral adalah Zarathustra, seorang pertapa yang suatu hari memutuskan untuk turun gunung, menemui orang-orang dan bersabda mengenai sosok manusia super, sang Adimanusia, sang Ubermensch, yang dikatakan sebagai manusia yang telah melampaui 'manusia' dalam dirinya.
Zarathustra (dan Nietzsche) menyampaikan bahwa pada hakikatnya manusia bukanlah sebuah tujuan akhir, melainkan fase jembatan dari binatang menuju Adimanusia.
Amunisinya adalah hasrat untuk berkuasa (will to power) yang selama ini tersimpan jauh di dalam lubuk hati manusia sebagai motif keseharian hidup.
Konten yang tampak begitu lugas dan menampar bolak-balik norma, moralitas, dan religiusitas ini mungkin memang seharusnya tidak ditelan begitu saja secara harfiah.
Ada konteks yang perlu dipahami dulu mengenai kondisi sosio-politik dari situasi peradaban di mana buku ini pertama kalinya keluar -- mengenai siapakah manusia-manusia yang dicerca dan dijadikan sasaran Nietzsche ini.
Yang bisa ditangkap dengan jelas melalui karakter Zarathustra adalah Nietzsche memang sengaja mengkritik kebobrokan manusia yang dalam satu hal terkesan gemar meninggalkan tanggung jawabnya sebagai manusia dan lebih suka menyerahkan urusan keduniawian kepada Tuhan. Manusia yang selalu 'lari' ke Tuhan, manusia yang ia sebut manusia kerdil.
Baca Selengkapnya
Detail Buku