Kita tengah menghadapi orang-orang yang sudah hilang rasa memiliki terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka ini adalah orang-orang yang “kost” di negeri ini. Bagi mereka, yang penting adalah “cinta agama” dan buang jauh-jauh “cinta tanah air”. Bagaimana kita bisa bersujud menyembah-Nya bila tak punya tanah air? Kumpulan tulisan tentang Nahdlatul Ulama (NU) dengan dua tema besar yaitu Nasionalisme dan Islam Nusantara yang ditulis oleh para nahdliyin dan pengamat NU. Di dalamnya, muncul beberapa tema, seperti relasi Islam dan Pancasila, pentingnya Nasionalisme bagi warga NU, Islam yang membumi di tanah air Indonesia, Gus Dur dan Indonesia, serta NU dan kegiatan politik. Terbitnya buku ini dapat membantu para pembaca mengetahui lalu lintas sejarah, kebijakan, maupun kekurangan kekurangan mendasar dari Nahdlatul Ulama, yang memiliki nilai-nilai kebanggaan tersendiri terhadap keberadaannya di tengah-tengah umat perihal perannya yang mengantarkan dan turut membangun Indonesia. Masing-masing bagian dari buku ini tentu menarik, salah satunya adalah bagian yang mewedar sesuatu ketimpangan di tubuh NU yang perlu dikoreksi. Pembaca diajak untuk turut menyadari ada kekeliruan yang mendasar, ada realitas yang akurasinya kurang tepat dalam kacamata persepsi maupun perspektif. Dengan membaca buku ini, setidaknya pembaca seolah diajak duduk bersama para punggawa lalu diajak melihat “kuman” di dalam mata sendiri. Meskipun pembaca mulai tidak menahbiskan diri ke dalam perjagadan NU.