Agatha dan Raka terpaksa tinggal di atap yang sama sejak Agatha dititipkan oleh orang tuanya. Agatha adalah biang masalah di sekolah, gadis yang terkenal karena suka membuat onar. Sementara Raka adalah murid berprestasi yang punya sifat bertolak belakang dengan Agatha. "Jadi selama ini lo gay?!" Gadis itu mengelus dagu, matanya menatap laki-laki yang masih menampilkan mimik datar tanpa minat. "Pantesan lo gak pernah tergoda meski gue hampir telanjang di depan lo." ... "Tha!" intonasi bicara Raka penuh peringatan, "Jangan mulai." "Mulai apa?" Agatha menyeringai licik. Dia mendekat, mengelus rahang kokoh itu dengan gerakan sensual hingga Raka merasa geli dan tiba-tiba berjinjit, mengecup singkat pipi Raka hingga laki-laki itu membungkam mulut. "Gini?" Dia mendesis, "Agatha!" Tangan Raka mengepal dan tanpa sadar menjilat bibirnya sendiri dengan pandangan lurus pada Agatha yang masih mengenakan kimono handuk. Agatha yang semula tersenyum angkuh berubah tegang tatkala melihat sebuah seringai muncul di bibir laki-laki itu. Tentu dia tidak bodoh untuk mengartikan jika seringai itu pertanda bahaya. Terlebih, Agatha baru pertama kali melihatnya di wajah dingin Raka. Belum sempat melarikan diri, bahunya sudah didorong keras hingga punggungnya membentur lemari. Bola mata Semakin hari Agatha semakin merasa tertantang dengan sifat dingin Raka, di tambah dia juga membutuhkan Raka untuk memperbaiki masalahnya. Mereka mengenal sejak kecil, lahir di rumah sakit yang sama, bahkan dengan tanggal yang sama. Sayangnya keduanya tidak akur dan sering bertengkar. Tapi mendadak Agatha tertarik untuk membuat Raka menyukainya, alhasil Raka harus mengelus dada akibat godaan dari Agatha. Bisakah Agatha berhasil meluluhkan Raka?