Sebuah kisah hidup Fairuz A. Rafiq, seorang public figure yang pernah jatuh di lubang sangat dalam dengan banyak hinaan yang merendahkan harga dirinya. Aku terlahir sebagai anak bungsu dari mendiang A. Rafiq penyanyi lawas tahun 80-an dengan beberapa lagunya yang terkenal. Almarhum Papa dulu pernah bilang lahirnya aku adalah hadiah luar biasa di hari ulang tahunnya karena hanya berbeda sehari dari tanggal kelahirannya. Awalnya aku dikenal orang sebagai artis dengan nama Fairuz. Waktu itu banyak media yang cari tahu siapa aku dan beredarlah kabar bahwa aku adalah anak seorang pelantun lagu hits "Pandangan Pertama", A. Rafiq. Masa kecilku bisa dibilang sangat mandiri, tidak diberikan fasilitas mewah, dan hanya diberikan uang jajan secukupnya. Papa mengajarkan anak-anaknya untuk hidup sederhana meskipun kondisi kami saat itu lebih dari cukup. Jarak umurku dengan 8 saudara kandung cukup jauh, paling dekat 3 tahun. Kakak sama abang sering bikin aku nangis karena mereka jahil dan gemes banget sama adeknya. Ini yang membuatku merasa tidak terlalu dekat dengan mereka saat aku kecil. Aku banyak menghabiskan waktu kecil dengan orangtua sehingga keluargaku tahu semua aktivitasku. Aku dan keempat kakakku disekolahkan di sekolah negeri, karena saat itu ada anggapan bahwa yang bisa diterima di sekolah negeri adalah anak yang pintar dengan standar nilai yang tinggi. Alasan itulah yang membuat kami termotivasi belajar lebih giat lagi untuk bisa memenuhi keinginan orangtua. Banyak kisah di buku ini yang bisa dijadikan sebagai pelajaran. Jika kecewa, maafkanlah. Jika sedih, tersenyumlah. Jika mencintai, tulus tanpa pamrih. Jika dijatuhkan, segera bangkit dan jadilah kuat. Tidak ada wanita yang lemah. Percayalah atas izin Allah, kebahagiaan itu akan tiba dengan cara-Nya, bukan cara kita. Move on, aja! Percayalah Allah ada di hati kita dan bakal urus semuanya. Tuahun Terbit : Cetakan Pertama, 2023