Through this book, the Japanese wanderer Hisanori Kato shares his private experiences. There are one thousand and one other “oddities” which he discovered as a two-time temporary resident of Indonesia. Respectfully speaking, he still can’t wrap his mind around why Indonesians, seen through his Japanese lens at least, don’t seem to appreciate time; or how they tend to think “bagaimana nanti”—let’s just see what happens later—rather than “nanti bagaimana”—what will happen if I don’t do it now. Kato-san is now back home, in Japan. But he can never forget every soul he met in Indonesia. He still misses the warung near his rented house, which he often visited. Jakarta has become his second hometown. — Melalui buku ini, pengembara Jepang Hisanori Kato berbagi pengalaman pribadinya. Ada seribu satu “keanehan” lain yang ia temukan sebagai dua kali penduduk sementara Indonesia. Berbicara dengan hormat, dia masih tidak dapat memahami mengapa orang Indonesia, setidaknya dilihat melalui lensa Jepangnya, tampaknya tidak menghargai waktu; atau bagaimana mereka cenderung berpikir “bagaimana nanti”—kita lihat saja nanti—bukannya “nanti bagaimana”—apa yang akan terjadi jika saya tidak melakukannya sekarang. Kato-san sekarang kembali ke rumah, di Jepang. Tapi dia tidak pernah bisa melupakan setiap jiwa yang dia temui di Indonesia. Ia masih merindukan warung di dekat rumah kontrakannya, yang sering ia kunjungi. Jakarta telah menjadi kampung halaman keduanya.