-
Miraculous
Format Buku
Deskripsi
Blurb:
"Timothy dan Valerie itu manusia yang lahir dengan keistimewaan melebihi manusia lainnya. Timothy bisa melihat masa depan; Valerie bisa melihat dan membaca emosi orang lain lewat warna dan rasa.
Masalahnya, Timothy melihat ada dirinya di dalam masa depan gadis itu. Ini adalah titik dari permasalahannya. Sebab, keistimewaan yang mereka miliki nyatanya juga membawa petaka bagi hubungan keduanya.
Bisakah mereka melawan kerasnya rencana semesta?
Mereka yang Disebut Istimewa
TERAKHIR kali Melvianus Timothy melihat wujud neraka itu tadi malam. Tepat pukul satu, saat hampir setengah dari isi bumi sedang sibuk-sibuknya memejamkan mata dan berlari ke alam bawah sadar. Ketidakkonsistenan dinginnya udara yang menusuk kulit serta keringat pada dahi laki-laki itu menjadi saksi bisu atas kerisauan di hatinya. Mimpi itu datang lagi. Pukul setengah enam pagi, dering alarm berbunyi. Ada begitu banyak sumpah serapah di dalam kepalanya. Tentang bagaimana jam istirahatnya yang terasa tidak pernah cukup, juga tentang mimpinya yang kelewat menyayat hati itu lagi-lagi tidak absen untuk menemaninya dalam waktu tidur yang selalu terasa sempit. Sebotol sabun cuci muka sudah digenggam. Namun, kepalanya masih ditundukkan dan matanya masih dipejamkan. Suara aliran air dari wastafel di depannya mengiringi kesunyian yang diciptakan sang anak adam yang sedang bertengkar dengan isi kepalanya sendiri. Helaan napas terdengar darinya. "You got this." Dan tepat setelah kalimat itu mengudara, netra yang sedari tadi menatap lantai, kini diarahkannya tepat ke depan kaca. Bayangan akan figurnya sendiri mampir di mata-muka bantal dengan rambut hitam kusut. Namun, bukan itu yang jadi masalah utama. Karena tepat setelah melihat bayangnya sendiri pada cermin, ia seketika ditarik oleh segumpal kabut memori yang kerap la sandingkan pedihnya dengan tikaman berkali lipat pada relung hati. Memori itu melipir kembali. Apa yang kamu lihat hari ini tolong jangan diingat, ya, Tim. Maaf Kalau Bunda sama Ayah masih sering beri kamu banyak alasan buat tunjukin air mata." "Kalau sudah besar nanti, tolong kejadian hari ini dilupakan saja, ya, Anak Bunda." Peluk hangat sang embun pagi terasa begitu pilu dan nyata.
Tahun Terbit: Cetakan pertama, Oktober 2023
Baca Selengkapnya
Detail Buku