Gramedia Logo
Product image
Product image
Ria N. Badaria

Metropop: The Way You Love Me

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Format Buku
Deskripsi
Amira Hartanti Wijaya telah menutup rapat hatinya sejak mantan suaminya berselingkuh. Sebagai team leader di perusahaan periklanan, Amira memilih fokus berkarier dan menjaga jarak dari pria mana pun yang mencoba mendekatinya. Namun, kedatangan Ramon Nugroho, anggota baru di timnya, perlahan mengguncang dunia Amira. Ramon tak hanya cerdas dan memesona, tetapi juga gigih untuk menunjukkan cinta dan rasa sayangnya terhadap Amira. Ketika Amira mulai berani membuka hati, badai justru datang. Masalah demi masalah menghantam hubungan mereka. Mampukah Amira dan Ramon mempertahankan cinta mereka dan membuktikan bahwa cinta bisa mengatasi segala masalah? Prolog: Dentuman musik di kelab memacu detak jantungnya. Ia bersandar ke dinding koridor menuju toilet. Ada seorang pria di hadapannya, menatapnya dengan pandangan menginginkan, seolah ia makanan lezat. Pria itu mulai mendekat dan mengimpit tubuhnya. Ia bukan wanita bodoh yang tidak bisa menebak tindakan berikutnya. Ia sering melihat tatapan semacam itu. Bahkan ia terlalu sering berhadapan dengan pria serupa—pria yang mencari kesenangan sesaat. Ia terpejam ketika merasakan pria itu menyentuh bibirnya dan perlahan melumatnya. Ini kali pertama ia bertemu pria itu dan hanya tahu namanya saja. Lalu, mengapa ia begitu sembrono mencium pria itu? Bukankah harusnya hal tersebut dilakukan orang yang saling jatuh cinta? Perlu ada ketertarikan agar pria dan wanita mau melakukan ini. Soal cinta... ia sungguh ingin tertawa mendengarnya. Baginya, kata itu seperti lelucon. Ia tahu wujud asli cinta di balik keindahan yang membungkusnya. Karena itu, di hadapannya, jangan pernah menyebut cinta layaknya perasaan sakral yang harus dimiliki manusia. Semua itu hanya omong kosong. Dentuman musik kini terdengar samar. Suara orang orang yang melangkah menuju toilet pun tidak tertangkap lagi di indra pendengarnya. Sebab, ia terlalu sibuk dengan kegilaan yang dilakukannya. Entah besok pagi ia akan terbangun di mana.
Detail Buku