Menikah bukan perjalanan yang mudah dan membayangkan yang indah-indahnya saja. Melainkan sebuah perjalanan panjang untuk bisa bertahan. Menikah adalah tantangan untuk bisa mengesampingkan ego demi kepentingan bersama. Tantangan untuk selalu setia di saat perjalanan terasa membosankan, tantangan untuk selalu bisa berjalan beriringan walau sering tak sependapat. Tantangan untuk selalu ada yang mengalah dan mendekap dengan cinta dan kasih sayang serta kehangatan di saat cuaca pernikahan tak baik-baik saja. Tantangan untuk mampu menerima kekurangan pasangan. Manusia sering kali merasa dirinya sudah pantas untuk menerima segala yang diinginkan dan didambakan, tetapi ternyata menurut Allah kamu harus belajar dulu. Takdir adalah milik Allah, sedangkan doa dan ikhtiar adalah milik kita. Jangan hanya karena Allah memberimu ujian yang mungkin membuatmu merasa terluka, kemudian kamu berbelok arah? Jangan sampai luka itu membuatmu menjadi hitam. Apa pun itu, iman yang ada dalam dada semestinya mengantarkan kita pada sebuah keyakinan bahwa apa pun yang Allah tuliskan dan tetapkan, itu pasti jauh lebih baik menurut-Nya, bukan menurut kita. Kamu menanam, biarkan Allah yang menumbuhkan. Kamu berusaha, biarkan Allah yang menentukan. Kamu meminta, nanti Allah yang berikan. Kamu berniat, nanti Allah yang arahkan dan jaga. Karena, kamu memiliki batas, sedangkan Allah tidak memiliki batas dan DIA Mahaluas. Allah Maha Mendengar, waktunya saja yang belum tepat dan mungkin kamu belum siap. Setiap kali kamu merasa hidupmu berat dan sudah merasa tidak kuat, ingatlah bahwa hidupmu tidak berada di genggaman manusia, melainkan ada dalam kehendak Allah. Bagi-Nya sangatlah mudah untuk membuat hidupmu bahagia. Untuk dapat membangun masa depan bersama dalam pernikahan, cara menyelesaikan masalah ketika ujian dalam pernikahan menyapa, dan sakinah dalam rumah tangga, lengkapnya ada dalam buku ini.