Gramedia Logo
Product image
Product image
free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Deskripsi
Buku Menolak Wahabi ini ditulis untuk menjawab kekeliruan yang timbul daripada buku Mau'izhah al-Mu'minin karangan Syeikh Muhammad Jamaluddin al-Qasimi ad-Dimasyqi. Yaitu tentang penyelewengan faham Wahabi khususnya berkaitan pengharaman taklid kepada 4 mazhab dan makna Ahlussunnah Wal Jamaah. Bagian ketiganya menyorot tokoh2 kontroversial dalam pemikiran Wahabi, yaitu Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah atau sesudah munculnya Muhammad bin Abdul Wahab serta tokoh modernis, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, selain tokoh yang mungkin jarang disebut pada masa kini seperti Syukri Afandi al-Alusi al-Baghdadi dan Abdul Qadir al-Tilimsani. Adanya pertumpahan darah dan serangan ganas yang dilakukan oleh gerakan Wahabi tercatat dalam sejarah hingga ke tahap pembunuhan ulama dan orang awam serta kepungan kota suci Makkah, selain sudah tentunya tuduhan kafir, syirik dan bid'ah ke seluruh umat Islam, bahkan sejak 600 Hijriyah Sebagai pembaca yang membaca karya tentang Wahabi ketika mereka lebih banyak berteriak-teriakan, sudah tentu akan merasakan kalimat yang digunakan untuk menggambarkan gerakan dan pemuka Wahabi agak keras tetapi sekiranya kita memahami faktor zaman dan realiti yang mereka hadapi, kita akan fahami bahwa ia sangat diperlukan khususnya mengelakkan umat Islam, terpengaruh kepada faham yang kacau ini. Sinopsis Buku Buku karya Wakil Rais Akbar dan Pendiri Nahdlatul Ulama, KH. Muhammad Faqih Maskumambang, ini ditulis tahun 1922 atau empat tahun sebelum kelahiran Nahdlatul Ulama (NU). Kitab berjudul “An-Nushush al-Isamiyyah fi Radd al-Wahhabiyyah” ini adalah karangan berbahasa Arab pertama yang membantah paham Islam anti-madzhab seperti Wahabi yang ditulis ulama asal Indonesia. Ini membuktikan persoalan wahabi sudah menjadi sedemikian momok di awal abad ke-20. KH. Muhammad Faqih Maskumambang sendiri adalah putra keempat KH. Abdul Djabbar yang masih merupakan keturunan dari Joko Tingkir alias Sultan Hadiwijaya. Ia memimpin Pesantren Maskumambang mulai tahun 1325H. sampai 1353 H. Ia seorang ulama besar yang terkenal di pulau Jawa, bahkan sampai keluar Jawa. Ia ahli dalam bidang Ilmu Tafsir, Tauhid, Fiqih, Nahwu dan Balaghah, Mantiq, Ushul Fiqih dan lain-lain. Ia sangat aktif dalam mengajar. Kitab An-Nusush Al-Islamiyah fi Ar-Radd 'Ala Madzhabil Al-Wahabiyah ini merupakan salah satu risalah yang sangat penting dalam rangka membentengi akidah Aswaja. Risalah tersebut disusun oleh KH. Faqih bin Abdul Djabbar, pengasuh Pesantren Maskumambang, Gresik, sekaligus salah seorang tokoh ulama Aswaja an-Nahdliyah. Semoga beliau dilindungi oleh Allah Swt. dan ilmunya bermanfaat bagi seluruh umat Islam, terutama warga Aswaja an-Nahdliyah. Isinya amatlah penting dan bernas. Apalagi referensi-referensi yang digunakan berdasarkan pada sumber-sumber buku—atau kutipan-kutipan langsung—dari kalangan Wahabi sendiri. Sehingga hal ini kian menegaskan watak otentisitas argumen yang dibangun oleh sang penulis dalam buku ini. Detail Informasi lain : - Pengiriman : minimal 1 hari kerja - Cover : Soft Cover - Tebal : 304 Halaman - Tanggal Terbit: 20 Desember 2017 - ISBN : 9786021361559 - Penulis: KH. Muhammad Faqih bin Abdul Djabbar Maskumambang - Penerbit: Sahira - Berat : 0,29 kg - Dimensi : 21 x 15 cm - Kategori: Agama, Islam
Detail Buku