MENJADI SUAMI MENAKJUBKAN ALA RASULULLAH SAW Suami harus mampu bersikap layaknya pemimpin, imam, sekaligus guru pembimbing bagi istri dan anaknya. Oleh sebab itu, suami harus benar benar memahami berbagai ketentuan yang digariskan oleh agama untuk menjadi suami yang baik. Suami harus selalu mengkaji tuntunan -tuntunan Rasulullah SAW. Beliau ialah figur suami panutan bagi umatnya. Fragmen kehidupan pribadi beliau bersama para istri terekam baik dalam banyak persaksian para sahabat. Lantas, apa tujuannya? Tiada lain, agar suami semakin memiliki wawasan banyak terkait posisinya sebagai kepala negara. Dan, semakin luas wawasan suami tentang seluk beluk posisi dan perannya, ia akan mampu bersikap baik kepada istrinya. Allah Swt. menciptakan manusia dengan berpasangan, laki-laki dan wanita. Perbedaan penciptaan ini bukan dimaksudkan untuk menegaskan kelebihan yang satu dengan lainnya. Namun, hal itu agar keduanya dapat menjalin kesatuan dalam misi yang sama sebagai hamba dan khalifahNya di muka Bumi. Allah Swt. telah mempersiapkan keduanya untuk mengarungi kancah kehidupan dunia sesuai dengan batasbatas kemanusiaannya. Laki-laki dan wanita telah ditakdirkan untuk hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Allah Swt. juga telah menetapkan bahwa kelangsungan keturunan manusia bergantung pada interaksi kedua lawan jenis ini. Oleh karena itu, keduanya harus sama-sama dipandang sebagai manusia, lengkap dengan segala kelebihan yang dimilikinya dan segala kemampuan yang mendukung kehidupannya. Untuk menyatukan kedua makhluk yang berbeda itu, dibuatlah sebuah aturan dan hukum yang disebut dengan pernikahan. Dalam ajaran Islam, pernikahan merupakan fitrah manusia agar bisa memikul amanat dan tanggung jawab sebagai hamba Allah Swt. Pernikahan memiliki manfaat yang paling besar terhadap berbagai kepentingan sosial lainnya. Pernikahan juga bertujuan menguatkan ibadah kepada Allah Swt.