“Pak, saya hidup karena Allah. Saya juga mati karena Allah. Bapak tidak perlu menggertak saya. Saya tak mencari musuh ke sini.” Jawaban itu dilontarkan dengan tenang oleh Mustafa Abubakar ketika mendapat ancaman. Pada saat itu, Mustafa menjabat sebagai Pejabat Gubernur Provinsi Aceh. Bukan sekali saja putra kelahiran Pantee Geulima, Meureudu, Pidie Jaya, Aceh Selatan, Aceh, itu mendapat ancaman atau kecaman. Dia tetap yakin bahwa setiap langkahnya adalah benar. Dengan keyakinan itulah, Mustafa menapak kariernya dari bawah. Kariernya pun terus berkembang dengan memimpin Inspektorat Jenderal Departemen Eksplorasi Kelautan dan Perikanan, Pejabat Gubernur Aceh, Kepala Bulog, hingga menjadi Menteri BUMN. Keberanian yang dimiliki Mustafa tidak terlepas dari darah yang mengalir dari leluhurnya sebagai pejuang. Lingkungannya pun membentuk dia menjadi pribadi yang menjaga integritas di atas segalanya. Deskripsi Produk Buku yang berjudul ‘Meniti Krisis Naluri Kepemimpinan Mustafa Abubakar’ ini ditulis oleh A. Bobby Pr. Buku ini menceritakan perjalanan hidup Mustafa sejak ia kecil hingga berhasil merintis karier sebagai pejabat Gubernur Aceh, Kepala Bulog, dan Menteri BUMN. Penulis mengakui mengagumi Mustafa sejak tahun 1975. Saat itu, ia melihat profil Mustafa di majalah Selecta yang tahun itu berhasil menjadi mahasiswa teladan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia mengaguminya sebab pada saat itu, sangat sedikit orang Aceh yang berprestasi di tingkat nasional. Menurutnya, kesuksesan diraih Mustafa saat ini merupakan buah dari pendidikan karakter kuat yang ditanamkan oleh keluarga, terutama Ibu. Karakter ini terlihat saat Mustafa menjalankan fungsi kepemimpinan dengan sangat tenang dan mampu berpikir jernih di saat keadaan genting.