Gramedia Logo
Product image
Product image
Dr. Achmad Hatari

Menggapai Indonesia Sejahtera

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Deskripsi
"...Kesenjangan itu merupakan 'produk' dari sebuah proses politik yang terus berulang dan menjadi struktur sehingga sulit untuk diubah" (Dr. Achmad Hatari mengutip Joseph E. Stiglitz, 2015 : 13) Buku yang ditulis Dr. Achmad Hatari ini dibuka dengan bab pertama yang menyoroti eksistensi bangsa Indonesia di tengah kemajuan ekonomi baru. Dalam pandangan Hatari, Pemerintah Indonesia dalam lima tahun terakhir 2014-2019 telah menabalkan posisi memasuki percaturan dunia global. Hatari mencatat, sejak dua dasawarsa reformasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia berjalan cukup baik, dengan grafik yang terjaga di antara 5-6% setiap tahunnya, inflasi di atas 3%, selanjutnya angka GDP yang terus meningkat sepanjang tahun, nilai ekspor meningkat hingga 300% dalam 20 tahun terakhir, serta capaian penting lainnya. Buku ini merupakan kumpulan esai hasil dari kompetisi menulis esai "Kebebasan Ekonomi untuk Indonesia Sejahtera" yang diselenggarakan oleh Friedrich Naumann Foundation Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dan Lembaga Indeks (Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial pada bulan Januari-Maret 2019. Tujuan dari diselenggarakannya kompetisi ini adalah untuk membuka ruang dialog kepada publik Indonesia, khususnya generasi muda, terhadap isu-isu kebebasan ekonomi. Melalui karyanya ini, Hatari hendak membawa pesan intelektual, bahwa masalah yang hendak diatasi dalam lima tahun terakhir adalah tiada lain soal kesenjangan antar daerah (disparity). Pilihan atas infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan merupakan sebuah "nyala terang" di tengah jalan buntu yang selama ini dihadapi sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk Maluku Utara. Buku ini secara substantif, hendak memberi koreksi atas perjalanan menuju Indonesia sejahtera yang ternyata, masih menyimpan persoalan besar yaitu disparitas.
Detail Buku