Laut Indonesia mengandung kekayaan alam yang melimpah, karena posisinya sebagai wilayah strategis yang menjadi perlintasan pelayaran dunia. Berdasarkan sejarahnya, kejayaan Indonesia dengan kekuatan maritimnya bukan menjadi hal yang baru. Maritim news menelusur, ada beberapa kerajaan Nusantara dengan kultur peradaban maritim, misalnya Kerajaan Majapahit di Jawa tahun 1293-1500, Kerajaan Samudera Pasai tahun 1267-1521, dan Kerajaan Demak tahun 1475-1478. Kemudian pada masa pasca kemerdekaan, penetapan Indonesia sebagai negara maritim tampak dari Deklarasi Djuanda 1957. Presiden Indonesia pertama, yaitu Ir. Soekarno menunjukkan komitmennya dengan menetapkan tanggal 23 September sebagai “Hari Maritim Nasional” melalui Musyawarah Nasional Maritim I Surat Keputusan Presiden Nomor 249 tahun 1964. Pada era kepemimpinan Jokowi, gagasan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia semakin kuat dengan melakukan beberapa strategi. Hal tersebut dapat terlaksana setelah DPR melalui sidang paripurna DPR RI tanggal 29 September 2014 telah mengesahkan RUU kelautan. Oleh karena itu, Undang-Undang Kelautan ini menjadi payung hukum pemerintah Indonesia untuk mengatur pemanfaatan hasil-hasil laut secara komprehensif dan terintegrasi. Secara kelembagaan, pada 27 Oktober 2014 pemerintahan Jokowi membentuk Kemenko Bidang Kemaritiman. Terbentuknya lembaga tersebut, dapat membuktikan keseriusan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Buku ini menyajikan 14 karya esai para penulis dengan latar belakang geopolitik, dalam menyikapi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengamankan laut Indonesia beserta isinya. Informasi Buku Penulis : Nikolaus Loy, dkk. Harga : Rp72.000 Penerbit : Elex Media Komputindo Jumlah Halaman : 336 halaman Tanggal Terbit : 24 Juni 2019 Bahasa : Indonesia ISBN : 9786230001024 Width : 14 cm Height : 21 cm Weight : 0,41 kg Jenis Cover : Soft cover