L. Zeth
Memories of a Name

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Format Buku
Deskripsi
Sepuluh jam. Lima orang. Satu nama. Ketika membuka mata, tiba-tiba saja Matthew sudah berada di sekolah lamanya, SMA Polaris. Dia tidak ingat bagaimana caranya bisa sampai ke sekolah tersebut, padahal SMA Polaris sudah ditutup. Di tengah gelapnya sekolah itu, ponsel di tangan Matthew bergetar. Bukan, itu bukan ponsel Matthew, tapi benda itu berada dalam ranselnya tadi. Mungkin ada seseorang yang dengan sengaja memasukkannya ke sana. Pemuda itu menyalakan ponsel, dan pesan di layar berbunyi, “Sebutkan nama orang yang kalian bunuh tahun lalu!"
Prolog:
DUA PULUH NYAWA MELAYANG AKIBAT LEDAKAN DI SUATU BANK SWASTA
Judul artikel yang ramai menghiasi berbagai media pemberitaan siang itu masih melekat di benak sesosok perempuan bergaun putih. Pelaku langsung menyerahkan diri usai melakukan aksinya dan mengakui perbuatannya didorong oleh sakit hati lantaran sang istri mengalami keguguran. Sang istri, yang merupakan pegawai bank tersebut, diduga terpeleset di tangga akibat ada seseorang yang menumpahkan air dan tidak membersihkannya. Perempuan malang itu segera dibawa ke rumah sakit, tapi nyawa bayinya tidak terselamatkan.
Menurut pelaku peledakan, seandainya saja sosok yang menumpahkan air itu—atau pegawai lainnya—bersedia untuk peduli sedikit saja pada keselamatan orang lain, dia dan istrinya tidak akan kehilangan bayi yang sudah mereka nantikan selama sepuluh tahun tersebut.
“Kau kalah lagi.” Lelaki berjubah hitam yang berdiri di depan perempuan bergaun putih menyeringai penuh kepuasan. “Sudah kubilang kan, manusia itu makhluk egois. Mereka hanya mementingkan diri sendiri!”
Perempuan bergaun putih tidak menyahut. Berawal dari keyakinannya pada umat manusia, dia mengiakan ajakan laki-laki berjubah hitam untuk bermain dengan mempertaruhkan wilayah kekuasaan mereka. Pada pertaruhan terakhir, dia bertaruh pada orang yang menumpahkan air tersebut. Dia begitu yakin orang itu tidak akan berlalu begitu saja, tapi dia salah. Yang lebih parah, orang itu memilih bunuh diri usai mengalami luka bakar parah akibat ledakan tersebut
Selling Point:
Memories of a Name merupakan sebuah novel thriller dengan latar sekolah. Penulis mengangkat tema perundungan yang dilakukan oleh anak-anak yang punya kuasa lebih di sekolah, kepada mereka yang bukan siapa-siapa. Selain perundungan, balas dendam menjadi poin lain di cerita ini.
Baca Selengkapnya
Detail Buku