Gramedia Logo
Product image
Product image
Agus Sudibyo

Memahami AI: Sebuah Panduan Etik

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Format Buku
Deskripsi
Teknologi AI generatif telah mengguncang dunia. Hanya dengan memasukkan satu pertanyaan atau perintah dalam prompt ChatGPT, kita dapat memperoleh informasi secara cepat, instan, terstruktur, dan nyaris sempurna. Bahkan teknologi ini mampu meminimalkan proses kreatif lahirnya suatu gambar, desain, video, cerita pendek, sajak, lirik lagu, bahkan nada-nada. Para profesional yang senantiasa dikejar tenggat waktu, AI generatif seperti mukzijat yang turun dari langit. Mahasiswa, dosen, penulis, peneliti, wartawan, analis, kreator konten, desainer sangat dimudahkan dalam pekerjaannya. Namun, ketika ChatGPT telah menjadi “barang publik” yang sangat populer, sejumlah kalangan mulai mencemaskan dampak negatifnya. Ketika anak-anak SMU menggunakan mesin AI untuk mengerjakan tugas matematika yang dikumpulkan besok pagi, ketika mahasiswa dapat menggunakan ChatGPT untuk menulis makalah yang selesai hanya dalam satu jam, apakah ini benar-benar baik bagi tujuan-tujuan pendidikan? Ketika seorang wartawan menyebarkan berita yang sepenuhnya atau sebagian besar dibuat oleh ChatGPT, apakah ini juga baik untuk pelembagaan jurnalisme yang beradab? Bagaimana kita menegakkan nilai tanggung jawab intelektual, integritas akademik atau moralitas publik pada era di mana pemanfaatan dan pendaurulangan konten atau karya milik orang lain secara diam-diam terjadi begitu masif, sistemik dan bahkan tanpa kejujuran? **** Agus Sudibyo adalah Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI (2023–2028), Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri Dewan Pers (2019–2022), Koordinator Taskforce Media Sustainability (2020–2022), Tenaga Ahli Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (Januari-April 2023), peneliti media dan komunikasi, dan Head of New Media Research Center Akademi Televisi Indonesia (ATVI) Jakarta. Lahir di Malang, 8 Juni 1974, Agus menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM (1998) dan S2 di Magister Filsafat STF Driyarkara, Jakarta (2011), dengan tesis tentang pemikiran politik Hannah Arendt. Dia lulus pendidikan S3 di Program Doktor STF Driyarkara, Jakarta, pada Desember 2018 dengan predikat cum laude atas disertasi tentang keadaan darurat (state of exception) menurut Giorgio Agamben. Pada 2007, Agus menerima penghargaan Press Freedom Award dari Aliansi Jurnalis Independen dan DRSP-USAID.
Detail Buku