Sistem peradilan di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan hingga pada saat ini, masa reformasi. Sistem peradilan ada guna menjaga keseimbangan tatanan baik sosial, budaya, dan aspek lainnya di tengah masyarakat. Dasar hukum sistem peradilan di Indonesia terdapat dalam pasal 24 Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Peradilan adalah sebuah proses yang dijalankan di pengadilan. Proses ini berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus, dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum. Buku berjudul Masa Depan Peradilan Menurut Sains Dan Teknologi ini meninjau masa depan peradilan di Indonesia. Pendekatan dalam buku ini menggunakan dan pendekatan yaitu pendekatan sains dan teknologi. Sains yang dimaksud adalah sains kasar (hard science) seperti biologi, fisika, kimia, geologi dan lain lain. Sedangkan pendekatan teknologi yang dimaksud meliputi teknologi informasi, algoritma dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Mengapa penulis menggunakan dua pendekatan tersebut? Karna penulis optimis bahwa hanya sains dan teknologi yang mampu membangun masa depan peradilan yang lebih canggih dan modern bukan ilmu lainnya. Perkawinan antara sain dan teknologi melahirkan kekuatan manakjubkan dalam melahirkan sebuah inovasi baik dalam birokrasi kinerja maupun layanan publik yang tak pernah disaksikan sebelumnya. Kedua pendekatan tersebut sarat metode ilmiah dan tahapan pembuktian serta observasi yang ketat sehingga menghasilkan kesimpulan fungsional, terbuka dan soliter.