Gramedia Logo
Product image
Penerbit Buku Kompas

Mantra Pejinak Ular

Format Buku
Deskripsi
Hidup Abu Kasan Sapari, pegawai kecamatan di kaki Gunung Lawu, berubah sejak menguasai mantra pejinak ular, yang didapatnya dari seorang laki-laki tua ketika berada di perayaan tanda dimulainya musim giling atau cembeng. Ia yang kerap mendalang menyerukan gagasan tentang pelestarian lingkungan dengan menjaga keberadaan ular, sekaligus juga mempertahankan idealisme lewat jalan kesenian. Berlatar masa Orde Baru, cerita ini mencatat pula suasana politik pada periode itu. Karya ini pertama kali diterbitkan oleh Kompas pada 2001. Kuntowijoyo, sang penulis, mendapatkan penghargaaan Hadiah Sastra dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) atas novel “Mantra Pejinak Ular” di tahun yang sama. Profil Penulis: Kuntowijoyo adalah seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan dari Indonesia. Ia lahir di Bantul, Yogyakarta, pada 18 September 1943. Kuntowijoyo menempuh pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah di Ngawonggo, Klaten, SMP di Klaten, dan SMA di Solo. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan lulus dengan gelar sarjana sejarah pada tahun 1969. Kuntowijoyo dikenal sebagai seorang pemikir dan penulis yang produktif. Ia telah menulis berbagai karya, baik dalam bidang sastra, sejarah, maupun pemikiran. Dalam bidang sastra, Kuntowijoyo telah menulis beberapa novel, di antaranya Bila Bulan Purnama (1975), Rindu dan Dusta (1977), Kecapi di Langit Jingga (1980), Cantrik di Jalan Sunyi (1983), dan Sang Pemimpin (1990). Ia juga telah menulis beberapa kumpulan cerpen, di antaranya Cerita-Cerita Masjid (1982) dan Cerita-Cerita Pesantren (1985).
Detail Buku