Kiai dan ulama adalah tiang pasak yang menyangga kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain berjuang meraih kemerdekaan, para kiai juga membebaskan masyarakat dari penindasan. Kiai Abbas sendiri, tokoh utama dalam buku ini, lahir dari ekosistem perjuangan semacam itu. Kajian tentang sosok dan perjuangan Kiai Abbas telah dílakukan oleh beberapa sarjana. Salah satunya adalah buku yang kini di tangan pembaca. Seperti halnya buku ini, beberapa dari kajian ilmiah tersebut membahas peran Kíai Abbas dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, sebuah peristiwa yang sangat menyejarah dan diperingati sebagai Hari Pahlawan. Buku ini juga mengelaborasi hubungan personal dan kultural antara Kiai Abbas dengan Kiai Hasyim Asy'ari yang menyerahkan komando peperangan 10 November 1945 kepada Kiai Abbas. Dengan posisi sebagai panglima perang dari unsur santri, Kiai Abbas mengatur strategi pertempuran yang tercatat paling berdarah kala itu. Kiprah lain Kiai Abbas adalah membangun dan mengembangkan Buntet Pesantren. Di sinilah Kiai Abbas menempa santri-santrinya sehingga memiliki ilmu agama yang luas, paham ilmu modern, dengan semangat juang yang tinggi, sebuah racikan edukasi yang manjur dalam melahirkan "ulama-pejuang" dan "pejuang-ulama". Ini adalah visi pendidikan yang sangat dibutuhkan kala itu, dan perlu terus dirawat sampai kapanpun. Dengan membaca buku ini, kita seolah diantar ke masa lalu untuk menapaktilasi sembari melihat dari dekat liku-liku perjuangan para kiai, khususnya Kiai Abbas, dalam merebut kemerdekaan, mempertahankan, sekaligus mengisinya. Tahun Terbit : Cetakan Pertama, September 2023