Laju perkembangan teknologi media menuntut adaptasi perilaku dan nilai secara cepat, terutama bagi kelompok digital immigrant, yaitu orang-orang yang lahir sebelum teknologi digital dimanfaatkan secara masif. Para pendatang di dunia digital dibesarkan dalam budaya yang jauh berbeda dengan situasi saat ini. Mereka terbiasa dengan pola pertukaran informasi yang tertunda (delayed feedback), ketika "interactivity" masih menjadi kemewahan yang tak terjangkau oleh awam. Buku ini hadir sebagai wacana tanding atas perkembangan informasi dan teknologi yang kian tak terbendung. Tawaran gagasan dan opini penulis akan turut menambah wahana informasi pembaca, khususnya bagi pemerhati dunia literasi era kiwari (era saat ini). Belum lagi data pengguna yang seringkali disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Maka, literasi media adalah kunci menjawab persoalan ini agar pengguna lebih bijaksana dalam tata kata, peduli akan data pribadinya, dan selektif dalam mencari informasi. “Publik yang berdaulat atas informasi menjadi visi bersama, baik civil society organization seperti Aisyiyah, kaum cendekia, masyarakat, dan terlebih kami sebagai regulator media di Indonesia. Kunci utama mewujudkan mimpi tersebut dengan membentuk khalayak cerdas dan kritis terhadap informasi. Saya menyambut baik kehadiran buku ini, karena membawa kita selangkah lebih maju membumikan konsep literasi media pada masyarakat. Perspektif kritis penulis sebagai peminat kajian politik ekonomi media dan gender membantu pembaca melihat sisi lain dari realitas media Indonesia dari masa ke masa.” –Nuning Rodiyah, Komisioner; Komisi Penyiaran Indonesia Pusat 2016-2022