Kelebihan Mahbub dalam kolom-kolomnya, yang belum tertandingi siapa pun, ialah bahwa ia bisa menggerakkan kata-kata, kalimat kalimat, dalam berbagai “perumpamaan” yang tidak pernah membosankan karena selalu tak terduga. Mahbub memiliki ketangkasan yang menyatu dengan seluruh ide atau isi tulisan. Dan di situlah mutu sebuah prosa yang baik: ide tidak membebani gaya, dan gaya tidak menyebal dari ide. Sebelumnya, Mahbub adalah anak pertama dari 13 bersaudara ini tamat SD di Solo, Jawa Tengah. Waktu itu, pada awal Kemerdekaan, sekeluarga mengungsi. Di Solo, ia juga belajar di madrasah Mambaul Ulum. Salah seorang gurunya yang bernama Kiai Amir, memperkenalkannya kepada tulisan Mark Twain, Karl May, Sutan Takdir Alisjahbana, dan lain-lain. Masa itu sangat mempengaruhi perkembangan hidup dari Mahbub. Sebagai kolumnis, tulisannya kerap dimuat harian Kompas, Sinar Harapan, Pikiran Rakyat, Pelita, dan TEMPO. Kritik sosial yang tajam tanpa kehilangan humor adalah ciri khas tulisan Mahbub. Akibat tulisannya, ia pernah ditahan setahun, 1978. Selama dalam tahanan, ia menerjemahkan buku Road to Ramadhan karya Heikal, dan menulis novel Maka Lakulah Sebuah Hotel. Buku ini dapat dibeli di Gramedia Store offline maupun online! Judul : Kolom Demi Kolom Penulis : Mahbub Djunaidi Penerbit : Ircisod Tanggal Terbit : 22 Februari 2018 Halaman : 274 Berat : 285 g Panjang : 14 cm Lebar : 20 cm Bahasa : Indonesia