Kegiatan kepariwisataan dengan sendirinya berkaitan erat dengan kebudayaan masyarakat. Dalam hubungan ini, kepariwisataan adalah alat untuk melestarikan kebudayaan. Walaupun pemanfaatan suatu budaya tidak terhindarkan, tapi justru melalui pemanfaatan itu akan terjadi pelestarian. Pelestarian budaya melalui kegiatan kepariwisataan dilaksanakan melalui fungsi pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan. Kepariwisataan didasarkan pada kesadaran bahwa manusia dan lingkungan alam adalah satu kesatuan sistem kehidupan. Kepariwisataan dikembangkan dengan prinsip adanya keseimbangan antara mengambil manfaat dan kewajiban memelihara alam. Dengan begitu, berkelanjutan lingkungan terjamin sehingga dapat diambil manfaatnya sekarang maupun generasi mendatar secara berkeadilan. Lingkungan alam adalah terbatas dan bahkan tak terbarukan. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus benar-benar mempertimbangkan keterbatasan sumber daya alam. Sinopsis Buku Tidak banyak yang menyadari, kepariwisataan adalah alat pembangunan yang strategis dan inklusif. Ia menyentuh beragam aspek sekaligus membutuhkan keterlibatan seluruh kelompok masyarakat. Cita-cita sekaligus tantangan kepariwisataan Indonesia saat ini adalah mewujudkan kepariwisataan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, baik dari sisi ekonomi, sosial budaya, maupun lingkungan. Alternatif jawaban idealisme itu adalah kepariwisataan berbasis komunitas; masyarakat sebagai pelaku. Hal ini tertuang dalam pemikiran I Gede Ardika, mulai ulasan makna dan hakikat kepariwisataan, falsafah kepariwisataan yang berakar pada kearifan lokal, serta contoh konkret di tiga wilayah di Indonesia. Detail Informasi lain : - Pengiriman : minimal 1 hari kerja - Cover : Soft Cover - Tebal : 280 Halaman - Tanggal Terbit: 22 Oktober 2018 - ISBN : 9786024123772 - Penulis: I Gede Ardika - Penerbit : Buku Kompas - Berat : 0.4 kg - Dimensi : 21 x 14 cm