Gramedia Logo
Product image
Product image
Dwitasari

Kekasih Terjauh

free shipping logo

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.

Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.

Deskripsi
Aku sering kali bertanya pada semilir angin pantai Yogyakarta, “Bagaimana cara melupakan dia yang pernah begitu kau cintai, tetapi dia meninggalkanmu bersama sepi dan mimpi-mimpi buruk?” Hidup Christal terasa sempurna, tetapi segalanya berubah ketika mama dipanggil Tuhan untuk selamanya. Christal kini hanya memiliki seorang ayah keras kepala yang tidak mencintai keluarganya. Farel sang kekasih hati pun selalu menyembunyikan Christal dari sorotan mata dunia. Sembari menghadapi dunia perkuliahan yang melelahkan, Christal berjuang keras untuk mengembalikan kebahagiaannya lagi. Dia hampir menyerah pada keadaan hingga hadir seorang pria yang menawarkan segalanya yang tak mampu diberikan oleh Farel. Christal nenyukai nama pria yang berasal dari Yogyakarta itu, juga sorot matanya, juga nada suaranya, juga cara tersenyumnya, dan juga rambut sebahu yang dimiliki pria itu. Akankah rasa suka Christal berujung pada cinta yang baru, sementara Christal masih memiliki Farel di hatinya? Lalu, rahasia apa yang disimpan dalam-dalam oleh Christal hingga dia rela terus disembunyikan oleh Farel? *** Dwitasari, nama yang sangat ini cukup sering terdengar karena kepiawaiannya dalam menulis di platform media sosialnya dan platform menulis. Sejak kelas 6 Sekolah Dasar, Dwita sudah senang menulis sastra hingga dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Akan tetapi, saat di SMP, Dwita justru lebih tertarik dengan dunia puisi. Kegemarannya membaca puisi mengantarkan dia menjadi finalis lomba baca puisi tingkat SMP di Kota Depok pada 2007 silam. Awalnya Dwita belajar ngulik, ngeblog, nge-tweet secara otodidak, tetapi siapa sangka jika dari belajar nulis sendiri inilah yang membuat dia dilirik salah satu penerbit di Indonesia. Kesuksesan Dwita terus berlanjut saat usianya menginjak 17 tahun, sutradara ternama Hanung Bramantyo melirik tulisan di blog miliknya yang berjudul Cinta Tapi Beda. Tulisan itu pun kemudian difilmkan dengan judul yang sama dan cukup meraih respons positif. Kedua hal itu yang akhirnya memacu Dwita terus berkarya dan menulis.
Detail Buku