Gramedia Logo
Product image
Suwarsono Muhammad

Kapitalisme Religius

Format Buku
Deskripsi
Perjalanan panjang peradaban Islam sejak abad ke-7 Masehi tak dapat menghindar dari daur hidup peradaban pada umumnya. Setelah mencapai puncak kejayaan, kini sulit untuk mengelak bahwa peradaban Islam bukan lagi merupakan peradaban dominan. Peradaban Islam memang pernah melahirkan sistem ekonomi yang unik dan relatif independen. Kini, posisi peradaban itu semakin terpinggir digantikan oleh Barat sebagal penguasa dunia Apakah peradaban Islam dapat bangkit kembali setelah mengalami fase penurunan dan kemunduran? Apakah ia memiliki prasyarat dan peluang untuk bangkit kembali? Yang pasti pertama-tama perlu dirumuskan strategi untuk membangkitkan kembali peradaban Islam. Di masa depan, kapitalisme tetap menjadi moda dominan, meski terbuka kemungkinan memilih kapitalisme politik atau kapitalisme sosial. Dalam buku ini, kapitalisme religius sebagal "wajah” peradaban Islam di masa depan memiliki banyak kesamaan dengan moda kapitalisme sosial. Namun, rancang bangun kapitalisme religius itu tidak sama persis dengan awal kemunculan dan perkembangan peradaban Islam pada masa silam. Di sisi lain, setelah sekian lama berada di dalam hegemoni Barat, kini tampil beberapa negara di dunia, khususnya Republik Rakyat Tiongkok, yang siap bersaing dan mengambil alih hegemoni itu. Bahkan, kemungkinan pergeseran pemegang hegemoni dunia itu kerap dinilai sebagai awal dari kebangkitan Abad Asia. Namun, ketika dunia tengah dilanda transformasi besar-besaran di bidang ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seolah bergeming ikut serta dalam arus besar itu.
Detail Buku